Imam Zulfian
Analis Yunior, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Digitalisasi kini sudah meresap ke mana-mana, termasuk urusan keuangan kita. Hampir setiap orang di kota-kota besar, bahkan hingga pelosok, terbiasa dengan transaksi perbankan digital, pembayaran menggunakan QR code, hingga investasi online melalui aplikasi. Semua memang serba mudah dan cepat, sejalan dengan gaya hidup modern yang menuntut efisiensi. Namun, di balik kemudahan itu, ada bahaya mengintai: kejahatan siber yang semakin canggih dan meresahkan. Para penjahat digital ini terus berinovasi, menciptakan modus operandi yang lebih moderat untuk mencuri data pribadi dan tentu saja, aset keuangan kita.
Kita sering mendengar berita soal data nasabah bocor atau sistem bank yang dibobol. Menurut laporan dari berbagai lembaga riset keamanan siber, Indonesia sendiri menjadi salah satu negara dengan tingkat serangan siber yang cukup tinggi di Asia Tenggara. Sebagai contoh, berdasarkan data dari Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), jumlah serangan siber di Indonesia terus meningkat signifikan setiap tahunnya, mencapai puluhan juta serangan. Insiden seperti kebocoran data jutaan pengguna salah satu platform e-commerce, atau kasus phishing yang menyasar nasabah perbankan, menjadi bukti nyata betapa rentannya data kita. Kejadian seperti ini jelas merugikan, bukan cuma institusi keuangannya yang kehilangan kepercayaan, tapi juga kita sebagai nasabah yang bisa kehilangan uang, bahkan data pribadi kita bisa disalahgunakan untuk penipuan atau kejahatan lainnya.
Ironisnya, salah satu celah paling sering dimanfaatkan penjahat siber adalah kata sandi yang lemah, atau yang disebut para ahli sebagai “gerbang yang terbuka lebar” bagi para penjahat siber. Sebuah studi dari Verizon Data Breach Investigations Report (DBIR) menunjukkan sekitar 80% peretasan yang terkait dengan aplikasi web melibatkan penggunaan kredensial curian atau lemah. Ini menunjukkan banyak dari kita mungkin masih meremehkan betapa pentingnya kata sandi. Padahal, kata sandi adalah gerbang pertama yang melindungi semua aset digital kita, seolah-olah kunci utama brankas pribadi kita di dunia maya.
Lalu, bagaimana cara membuat kata sandi yang benar-benar kuat untuk akun bank, e-wallet, atau akun penting lainnya? Beberapa langkah sederhana namun bermakna dapat dilakukan. Pertama, jangan pakai kata sandi yang terlalu pendek. Usahakan minimal 12 karakter: semakin panjang, maka makin sulit ditebak, karena kombinasi yang mungkin sangat banyak. Studi dari Kaspersky tahun 2024 menyatakan bahwa komninasi kata sandi 8 karakter yang hanya terdiri dari huruf kecil mungkin bisa dipecahkan dalam hitungan menit hingga jam.
Kedua, jangan cuma pakai huruf atau angka saja. Gabungkan huruf besar, huruf kecil, angka, dan simbol (seperti $, @, #, %, !, atau &). Kombinasi ini akan membuat kata sandi kita jauh lebih rumit dan tak terduga. Selanjutnya, hindari menggunakan informasi pribadi yang mudah ditebak, misalnya tanggal lahir anak, nama panggilan, atau nama jalan rumah. Penjahat siber sering memakai cara social engineering untuk mendapatkan informasi ini dan mencoba keberuntungan mereka. Terakhir, daripada hanya satu kata, cobalah memakai frasa unik yang mudah kita ingat tapi sulit ditebak orang lain. Contohnya: “Sistem@Pembayaran%Aman2025”, akan jauh lebih kuat karena mengandung panjang, variasi karakter, dan elemen yang personal namun tidak mudah ditebak.
Selain trik membuat kata sandi kuat, penting juga untuk tidak pernah memakai kata sandi yang sama untuk semua akun kita. Ini merupakan kesalahan umum masyarakat yang fatal dan masih sering terjadi. Bayangkan jika kunci rumah sama dengan kunci mobil dan kunci kantor. Jika satu kunci jatuh ke tangan yang salah, semua aset akan terancam. Begitu pula dengan kata sandi digital. Dengan variasi kata sandi, jika satu akun bobol, akun yang lain tetap aman karena menggunakan kata sandi yang berbeda.
Terkadang tantangan memiliki kata sandi yang banyak adalah kemampuan mengingat dan menatausahakannya, namun jangan khawatir. Terdapat solusi praktis yaitu menggunakan aplikasi pengelola kata sandi (password manager) seperti LastPass, 1Password, atau Bitwarden. Aplikasi ini bisa menyimpan semua kata sandi kita dengan aman dalam satu “brankas” digital yang terenkripsi, dan bahkan bisa membantu kita membuat kata sandi yang kuat secara otomatis.
Hal lainnya yang sangat krusial adalah, jangan lupa aktifkan Verifikasi Dua Langkah (2FA) di setiap akun yang mendukungnya. Fitur ini menambahkan lapisan keamanan ekstra. Setelah memasukkan kata sandi, kita akan diminta kode verifikasi yang dikirim ke ponsel atau melalui aplikasi authenticator tertentu. Bahkan jika penjahat siber berhasil mengetahui kata sandi kita, mereka masih tidak bisa masuk tanpa kode 2FA tersebut.
Meskipun kesadaran tentang keamanan siber sudah meningkat, edukasi tentang pentingnya kata sandi yang kuat harus terus-menerus digalakkan kepada seluruh lapisan masyarakat. Dalam hal ini, Bank Indonesia, bekerja sama dengan pihak terkait seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI), senantiasa mengedukasi masyarakat melalui berbagai program edukasi pelindungan konsumen. Program-program ini tidak hanya menekankan pentingnya menyusun kata sandi yang kuat, tetapi juga mengajarkan cara menjaga keamanan transaksi secara keseluruhan, seperti waspada terhadap tautan phishing atau penipuan online. Kampanye edukasi bisa dilakukan lewat media massa konvensional, platform media sosial yang banyak diakses, hingga program-program komunitas di lingkungan rumah tangga.
Institusi keuangan, baik bank maupun penyedia fintech, juga punya peran vital untuk terus memberikan pemahaman mendalam kepada nasabah mereka mengenai praktik keamanan siber yang baik, termasuk tips membuat kata sandi yang kuat dan tanda-tanda penipuan. Keamanan data digital adalah tanggung jawab kita bersama, antara penyedia layanan dan juga pengguna. Dengan memahami betapa krusialnya kata sandi yang kuat, menerapkan praktik keamanan siber yang baik, dan selalu waspada, kita dapat melindungi diri dari ancaman kejahatan siber dan bertransaksi di era digital dengan lebih tenang dan nyaman. Ambil kendali keamanan digital Anda hari ini. Karena di dunia maya, mencegah jauh lebih mudah daripada memperbaiki.