Mengasah Keterampilan Ekonomi Lewat Akuntansi: Sebuah Peluang untuk
Masyarakat Bangka Belitung
Oleh: Fadillah Nur Hasanah, Jurusan Akuntansi, Universitas Bangka Belitung
Di era ekonomi yang semakin kompleks, kemampuan mengelola keuangan telah menjadi
kebutuhan pokok, tidak hanya bagi pelaku bisnis besar, tetapi juga bagi masyarakat di daerah
Di Bangka Belitung, yang kaya akan sumber daya alam dan budaya wirausaha, kemampuan
ini dapat menjadi kunci untuk memaksimalkan potensi lokal. Salah satu cara efektif untuk
mewujudkannya adalah dengan memperkenalkan akuntansi sebagai keterampilan dasar yang
perlu dikuasai oleh semua lapisan masyarakat.
Akuntansi kerap dianggap sebagai disiplin ilmu yang rumit dan hanya relevan di dunia
korporat. Padahal, di tingkat paling sederhana, akuntansi bisa diterapkan dalam kegiatan
sehari-hari seperti mencatat pemasukan dan pengeluaran rumah tangga atau usaha kecil. Bagi
masyarakat Bangka Belitung, khususnya mereka yang bergerak di sektor informal seperti
perdagangan pasar, perikanan, dan pertanian, pengetahuan ini dapat membantu menciptakan
kestabilan keuangan dan meningkatkan daya tahan usaha mereka.
Banyak pelaku usaha mikro di Bangka Belitung menjalankan usahanya secara alami tanpa
perencanaan keuangan yang terstruktur. Ketiadaan sistem pencatatan yang baik membuat
mereka kerap tidak mengetahui secara pasti bagaimana kondisi keuangan usahanya. Hal ini
sering kali menjadi hambatan dalam proses pengembangan usaha, bahkan tak jarang berujung
pada kegagalan bisnis. Dengan memiliki pemahaman dasar tentang akuntansi, para pelaku
usaha dapat mulai menyusun laporan keuangan sederhana yang membantu dalam pengelolaan
pengeluaran, perhitungan laba, serta penentuan harga jual secara logis.
Akuntansi tidak hanya berperan penting bagi individu dan pelaku usaha kecil, tetapi juga
menjadi fondasi dalam tata kelola organisasi sosial dan pemerintahan desa. Penerapan sistem
pembukuan yang terbuka dan akuntabel mampu menekan potensi penyalahgunaan anggaran
serta mendorong efisiensi dalam pengelolaan dana desa. Dengan transparansi ini, masyarakat
pun dapat lebih mudah memantau serta menilai pelaksanaan program pembangunan oleh aparat
desa. Lebih dari itu, akuntansi juga membuka peluang karier yang menjanjikan, khususnya bagi
generasi muda. Di tengah pesatnya kemajuan teknologi, berbagai aplikasi keuangan yang
mudah diakses memberi ruang bagi anak muda Bangka Belitung untuk terlibat sebagai
pengelola keuangan digital, konsultan UMKM, maupun penyedia layanan akuntansi berbasis
komunitas.
Menjadikan akuntansi sebagai keterampilan yang inklusif akan memberi efek berantai pada
pertumbuhan ekonomi daerah. Ketika masyarakat memiliki kendali atas keuangannya, mereka
bisa lebih bijak dalam membelanjakan uang, berani mengambil peluang bisnis, dan lebih siap
menghadapi risiko ekonomi. Oleh karena itu, perlu ada dukungan dari berbagai pihak untuk
menghadirkan pendidikan akuntansi secara luas,baik melalui program pelatihan masyarakat,
integrasi dalam kurikulum sekolah, maupun kolaborasi dengan lembaga keuangan lokal.
Pemberdayaan ekonomi yang dimulai dari pemahaman akuntansi bukanlah hal yang muluk.
Justru, dari langkah-langkah kecil seperti mencatat pengeluaran harian dan memahami alur kas,
masyarakat Bangka Belitung dapat membangun masa depan ekonomi yang lebih kokoh,
mandiri, dan berdaya saing. (**)