Kisah Kakek Alpa Hidup di Gubuk Reot di Tengah Pandemi COVID-19
TerabasNews – Kakek Alpa, seorang lansia yang berumur 78 tahun itu hidup sebatang kara di gubuk reot 2 meter x 2 meter, dengan kondisi yang terbilang sangat memprihatinkan yang beralamat Jalan Ir H Juanda, kelurahan tanjung ketapang, kecamatan Toboali, Kabupaten Bangka Selatan.
Kondisi tempat tinggalnya itu pun, kakek Alpa menumpang di lahan warga disitu selama kurang lebih 8 tahun.
Saat ditemui di gubuknya, Abok Alpa yang merupakan sapaan akrab di daerah Toboali itu mengatakan, kesehatannya di umur senja itu sudah mulai menggerogotinya hingga tak bisa lagi berjalan dengan normal.
“Sekarang Abok sudah tidak Gagah lagi, akhir akhir ini sering sakit di kaki karena penyakit asam urat atau sakit karena faktor usia,” ucap Abok Alpa, pada Jumat (27/11/2020).
Tak hanya itu, lanjutnya, sesak nafas pun sering terjadi karena di usia senja ini, ditambah makan makanan yang tak terkontrol.
“Pas Idul Fitri kemarin sempat drop nak, sesak nafas karena asam lambung ditambah makan dan minum minuman yang bergas,” sebutnya kepada wartawan.
Abok Alpa saat ini hanya mengharapkan bantuan dari para tetangganya, salah satu tetangganya yakni ibu Inut (44). Saat di konfirmasi, Inut lah yang sering memperhatikan Abok Alpa.
“Jika abok Alpa sakit, alhamdulillah kita yang dekat sinilah yang bantu dan memperhatikan abok Alpa, kemarin juga dia drop hampir pingsan karena asam lambung naik, lalu kita kerokin alhamdulillah sehat,” sebut Inut.
Inut juga menambahkan, dulu saat fisiknya masih kuat, Abok Alpa kesehariannya berkebun di lahan milik warga yang tak terpakai.
“Abok biasanya berkebun pisang, ubi, nanas, itu dia jual ke warga sekitar untuk menyambung hidup. Tapi biasanya warga sering sedekah ke beliau, kayak sembako,” katanya.
Sementara itu, Ketua RT 02 RW 04, Kelurahan Tanjung Ketapang, kecamatan Toboali, Adi Sandra mengatakan, untuk bantuan dari pemerintah daerah, abok Alpa terdaftar di bantuan pangan non tunai (BNPT) berupa beras atau sembako.
“Abok Alpa ini setiap bulan dapat bantuan dari Pemkab kita yakni BNPT berupa sembako, selain itu juga menerima sedekah dari warga sekitar Toboali, apalagi di tengah Pandemi COVID-19 ini semua serba susah,” katanya kepada wartawan.
Kalau untuk rumahnya, lanjut Adi, memang rumahnya tidak ada, disitu hanya menumpang ke warga sebelah.
“Berhubung lahan tempat abok alpa itu tinggal mau di pakai oleh pemiliknya, jadi gubuknya di pindahkan ke sebelahnya, sekarang kita warga disini berinisiatif membangun rumah kecil sederhana untuk abok Alpa, berhubung situasi pandemi warga juga semampunya menyumbang,” papar Adi.
Sampai hari ini, Abok Alpa di tengah kondisi sulit hanya bisa pasrah menjalani hidupnya di usia senja, dan hanya bisa mengharapkan sedekah dari siapa saja yang mengunjunginya. (**)