Tegas dan Rasional

Perilaku Generasi Z di Era Digital

0 294

Oleh : Priska Lena Arianti

NIM : 5122511021

Fakultas: Ilmu Sosial & Ilmu Politik (FISIP) Universitas Bangka Belitung 

Prodi: S1 Ilmu Politik 

Mata Kuliah: Bahasa Indonesia 

Dosen Pengampu: Wildi Afriani, S.S., M.pd.

Penyesuaian, Hambatan, dan Kesempatan

Generasi Z, yang umumnya merujuk pada individu yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012, merupakan generasi pertama yang sepenuhnya berkembang di dalam ekosistem digital. Mereka sering disebut sebagai “digital natives” karena paparan mendalam terhadap teknologi, internet, dan perangkat pintar sejak usia dini. Tingkah laku mereka secara mendalam dipengaruhi oleh lingkungan digital ini, menghasilkan karakteristik spesifik yang membedakan mereka dari generasi sebelumnya.

Karakteristik Utama Perilaku Generasi Z:

1. Ahli Teknologi dan Ketergantungan pada Perangkat. 

Generasi Z sangat terampil dalam menggunakan berbagai platform dan aplikasi digital. Sebagian besar dari mereka memiliki ponsel pintar, laptop, dan konsol permainan, dan banyak yang menggunakannya hingga larut malam. Teknologi bukan sekadar alat hiburan bagi mereka; ini adalah jembatan untuk belajar, mengekspresikan diri, membangun karier, dan bahkan menciptakan peluang usaha. Ketergantungan ini juga terlihat dalam perilaku konsumen mereka, di mana mereka mengandalkan ponsel pintar untuk mencari produk dan berinteraksi dengan merek secara daring sebelum melakukan pembelian.

2. Pola Konsumsi Konten yang Cepat dan Multitasking. 

Paparan terhadap berbagai platform digital secara bersamaan telah melatih kemampuan multitasking Generasi Z. Mereka sudah akrab dengan konten berdurasi singkat, seperti yang trending di TikTok atau YouTube Shorts, yang memberikan kepuasan instan dan mendorong mereka untuk terus menggulir layar. Pola konsumsi yang cepat dan dangkal ini, bagaimanapun, dapat menghadirkan tantangan dalam hal kemampuan berpikir kritis dan menyaring informasi yang kredibel.

3. Interaksi Sosial Daring dan Kebutuhan Komunitas. 

Media sosial memiliki peran penting dalam kehidupan sosial Gen Z. Mereka tidak hanya  mengonsumsi konten, tetapi juga aktif membangun komunitas dan berinteraksi secara timbal balik melalui elemen interaktif seperti pengambilan pendapat, kuis dan sesi tanya jawab. Meskipun terhubung secara digital, ironisnya mereka juga rentan mengalami pemisahan sosial dan keterasingan akibat penurunan interaksi tatap muka yang mendalam.

4. Mandiri dan Berjiwa Kewirausahaan. 

Generasi Z cenderung otonom dalam mencari informasi. Mereka lebih memilih mencari tutorial di YouTube untuk mempelajari hal-hal baru daripada meminta bantuan secara langsung. Karakteristik ini, dikombinasikan dengan keinginan akan perubahan dan kemandirian, membuat banyak dari mereka tertarik pada kewirausahaan dan karier yang tidak terikat pada rutinitas konvensional.

Tantangan dan Dampak Era Digital

Era digital membawa beban mental yang signifikan bagi Generasi Z. Keterbukaan informasi dan penyebaran terhadap media sosial dapat meningkatkan risiko gangguan kecemasan dan depresi akibat adanya tekanan sosial, komentar kebencian (hate comments), atau perundungan siber (cyberbullying). Selain itu, ketergantungan pada gadget dan distraksi digital mengancam keseimbangan mental serta produktivitas mereka.

Kesimpulan

Perilaku Generasi Z dalam era digital ditandai oleh adaptasi cepat terhadap teknologi, pola konsumsi konten yang instan, serta cara berinteraksi sosial yang khas. Mereka merupakan agen perubahan yang terbiasa dengan teknologi, namun juga menghadapi tantangan besar terkait kesehatan mental dan kemampuan literasi digital yang kritis. Memahami dinamika ini sangat penting untuk memudahkan kesenjangan antargenerasi dan membantu Gen Z memaksimalkan potensi mereka di dunia yang semakin terhubung. (**) 

Leave A Reply

Your email address will not be published.