UBB Gerakkan Ekonomi Lokal Lewat Pengembangan Cokelat Artisan dari Bangka
TerabasNews, Pangkalpinang – Fakultas Ekonomi Universitas Bangka Belitung (FE UBB) menyalurkan bantuan bibit, pupuk dan mesin produksi untuk meningkatkan produktivitas para anggota komunitas pengembang kakao di Bangka.
“Kami ingin Komunitas Konvertur Bangka (Kokoa) mampu mengembangkan industri kakao lokal sekaligus memberdayakan para petani dengan produksi coklat berkualitas terbaik,” kata Dosen Fakultas Ekonomi UBB Reniati di Pangkalpinang, Selasa.
Bantuan kepada komunitas tersebut berupa 300 bibit kakao, 35 karung pupuk dan satu unit mesin pengolahan sebagai bentuk stimulus bagi para petani cokelat agar mampu mendorong peningkatan produksi dan kualitas kakao lokal.
Bantuan ini menjadi bagian dari komitmen perguruan tinggi negeri di Babel tersebut dalam mendukung pemberdayaan ekonomi lokal, khususnya di sektor UMKM berbasis olahan kakao yang dinilai memiliki potensi besar untuk dikembangkan.
Menurut dia, hilirisasi pangan seperti kakao memiliki potensi besar karena tidak hanya memberikan nilai tambah secara ekonomi, tapi mampu meningkatkan kesejahteraan petani dan memperkuat ketahanan pangan nasional.
Menurut dia, mayoritas penduduk Babel berprofesi petani, maka perlu bersama-sama fokus pada hilirisasi pangan agar mampu menyejahterakan masyarakat.
“Cokelat adalah produk pangan yang potensial karena disukai semua kalangan dan memiliki banyak manfaat, termasuk untuk kesehatan mental,” ujarnya.
Ia mengapresiasi inovasi yang dilakukan Ketua Kokoa Babel Merinda Haris yang mengembangkan cokelat artisan lokal yang rendah gula dan hanya menggunakan gula kabung sebagai bahan pemanis alami.
“Manfaat cokelat tidak hanya untuk kesehatan, juga untuk menciptakan efek berganda terhadap produk lokal lainnya, seperti gula kabung dan potensi produk turunan cokelat bubuk,” ujarnya.
Menurut dia produk cokelat artisan dari Babel bisa menjadi salah satu produk unggulan daerah dan jika terus dikembangkan diyakini mampu bersaing di tingkat nasional.
“Ini akan membawa dampak besar jika dikelola dengan serius,” ujarnya.
Ketua Kokoa Babel Merinda Haris menyampaikan apresiasi kepada FE UBB yang telah menunjukkan kepedulian mendukung perkembangan industri berbasis potensi lokal.
“Ini bukti akademisi juga peduli dengan perkembangan industri cokelat di Babel,” ujarnya.
Anggota Kokoa Babel saat ini berjumlah 40 orang, mereka adalah para petani kakao yang tersebar di seluruh kabupaten/kota di Pulau Bangka. Jumlah anggota ini diyakini akan terus bertambah seiring industri kakao yang terus membaik di Bangka Belitung.
“Kita akan terus bergerak bersama seluruh pemangku kepentingan karena potensi besar ekonomi sektor cokelat,” katanya.