Salah Pilih Teman Bisa Mengganggu Kesehatan Mental?
Putri Yosevin Hutagalung,
Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis S1 Akuntansi, Universitas Jambi
TerabasNews – Ditengah kesibukan hidup pada masa sekarang, kesehatan mental sering kali menjadi hal yang terabaikan. Namun, tahukah kamu bahwa salah satu kunci untuk menjaga kesehatan mental yang baik terletak pada lingkup pertemananmu? Ya, pertemanan bukan sekadar tentang memiliki teman, tetapi tentang memilih orang-orang yang dapat membawa dampak positif dalam kehidupanmu. Bayangkan sejenak bagaimana rasanya dikelilingi oleh orang-orang yang selalu memberi dukungan, inspirasi, dan dorongan bagi kamu untuk menjadi versi terbaik dari diri kamu sendiri. Menyenangkan, bukan?
Pikirkan lagi ketika kamu berada pada lingkup pertemanan yang tepat, kamu pasti akan menerima banyak sekali dorongan positif dan hal tersebut dapat meningkatkan rasa percaya diri. Lingkup pertemanan yang baik ini akan akan menjadi suplemen untuk jiwa kamu loh. Mereka ini akan selalu menopang kamu pada situasi sulit sekalipun, mereka akan selalu memberikan respon positif dan mendorong kamu untuk mencapai cita-citamu. Selaku teman yang baik mereka akan merayakan keberhasilan kamu dengan suka cita tanpa adanya rasa iri sedikitpun. Karena mereka akan menganggap keberhasilan kamu merupakan keberhasilan mereka juga.
Di sisi lain, kamu juga harus mengenali lingkup pertemana yang bisa merusak kesehatan mentalmu. Tujuannya agar kamu bisa terhindar dari lingkup pertemanan tersebut. Lingkup peremanan yang negatif lambat laun akan menjadi beracun atau yang sering kita kenal dengan istilah ‘toxic’. Mereka akan menguras energi selama kamu berada disekitar mereka, membuat kamu merasa tertekan, dan bahkan merasa tidak berharga. Maka dari itu, kamu perlu menjauhkan diri dari lingup pertemanan yang semacam ini sebagai investasi berharga untuk kesehatan mentalmu. Lantas bagaimana sih cara memilih lingkup pertemanan tersebut?
Kamu perlu memilih teman yang positif vibes. Kamu perlu memiliki teman yang selalu ceria dan berpikiran positif setiap waktunya. Mereka ini bakalan bikin kamu merasa lebih baik dan nyaman saat berada disekitar mereka. Misalnya, kamu lagi down mereka ini bisa memberi pandangan positif dari permasalahanmu yang bikin kamu happy lagi! Kamu juga butuh teman yang suportif. Teman yang akan mendukung, menghargai, dan memahami kamu. Mereka ini akan menjadi sumber kekuatan di saat-saat sulitmu. Mereka membantu kamu merasa diterima dan memberikan sudut pandang yang berbeda-beda sebagai solusi ketika kamu berada disituasi sulit itu. Teman yang suportif akan mengulurkan tangannya ketika kamu berada di situasi genting sekalipun.
Di era digital saat ini kita memiliki akses ke berbagai platform untuk membangun pertemanan. Media sosial dan aplikasi pertemanan seperti line, telegram, dan lain-lain dapat digunakan untuk menemukan komunitas yang mendukung dan positif. Coba deh bergaul dengan orang-orang yang memiliki visi hidup yang sama dengan kamu, kamu mungkin akan merasa lebih terhubung dan termotivasi. Pertemanan yang didasarkan pada kesamaan minat, hobi, dan tujuan hidup bisa menciptakan ikatan yang kuat dan saling ‘support’ satu sama lain. Namun, penting untuk tetap bijak dalam menggunakan teknologi. Pastikan bahwa interaksi yang dilakukan memberi dampak positif bagi diri kamu dan tidak mengundang stres atau kecemasan.
Jangan lupa dalam memilih lingkup pertemanan yang baik bukan hanya tentang memilih teman, tetapi juga tentang menjadi teman yang baik. Ketika kamu berusaha untuk memberikan dukungan bagi teman kamu, kamu juga akan merasakan manfaatnya dikemudian hari, yaitu mendapatkan balas budi atau yang sering kita dengar dengan sebutan ‘feedback’. Kamu juga perlu menjadi pendengar yang baik, selalu memberikan dukungan emosional, dan merayakan keberhasilan teman-temanmu untuk menciptakan lingkup pertemanan yang positif. Dengan demikian, kamu tidak hanya memperbaiki kesehatan mentalmu sendiri, tetapi juga berkontribusi pada kesehatan mental teman-temanmu. Teman yang baik itu yang bisa diajak ngobrol dengan jujur, istilahnya jadi tempat curhat. Pastikan kamu berada pada lingkup pertemanan yang tepat, teman yang baik bakal jadi tempat cerita tentang perasaanmu tanpa takut dihakimi bahkan takut ceritamu disebarluaskan. Karena, komunikasi yang terbuka itu adalah kunci untuk menjaga hubungan agar tetap sehat. Teman yang bisa jadi tempat curhat itu berharga banget!
Jangan lupa untuk menjauh dari lingkup pertemanan yang ‘toxic’. Karena dengan bergaul dengan mereka, orang-orang yang negatif atau ‘toxic’ dapat memberikan dampak buruk pada kesehatan mentalmu. Lingkungan toxic ini cenderung mengkritik secara berlebihan yang tujuannya untuk menjatuhkan, tidak memiliki simpati dan empati, cenderung ‘manipulatif’, dan tanpa kepastian yang mana kamu akan merasa stres dan cemas. Oleh karena itu, penting buat kamu untuk berani menjauhkan dari hubungan yang merugikan seperti ini. Membangun batasan yang sehat adalah langkah yang tepat dalam menjaga kesehatan mental kamu loh.
Pertemanan memiliki dampak yang signifikan terhadap kesehatan mental seseorang. Memilih lingkup pertemanan yang baik adalah langkah penting dalam menjaga kesehatan mental. Dengan dikelilingi oleh orang-orang yang positif, mendukung, dan sejalan dengan nilai-nilai kamu, kami bisa menciptakan lingkungan yang kondusif untuk pertumbuhan pribadi dan kebahagiaan dirimu. Ingatlah bahwa pertemanan adalah investasi; oleh karena itu, pilihlah dengan bijak, penting bagi kita untuk lebih selektif dalam memilih teman dan membangun hubungan yang saling mendukung satu sama lain agar kamu bisa menikmati manfaatnya untuk kesehatan mental yang lebih baik.
Gagasan utama dari artikel ini adalah bahwa kesehatan mental sangat dipengaruhi oleh lingkup pertemanan. Artikel ini menekankan tentang pentingnya memilih teman yang positif, suportif, dan memiliki tujuan yang sejalan. Selain itu, artikel ini juga mengingatkan untuk menjauhi pertemanan yang bersifat “toxic” dan berusaha menjadi teman yang baik bagi orang lain.
Salah satu ide yang bisa diambil dari artikel ini adalah untuk mengadakan kegiatan atau komunitas yang fokus pada pengembangan hubungan sosial yang positif. Misalnya, kita bisa membuat grup diskusi atau kegiatan sosial yang mengumpulkan orang-orang dengan minat dan tujuan yang sama atau sejalan. Ini bisa menjadi wadah untuk saling mendukung dan berbagi pengalaman, sehingga menciptakan lingkungan yang sehat bagi kesehatan mental.
Harapan saya dalam menulis artikel ini agar lebih banyak orang yang menyadari betapa pentingnya memilih teman yang baik untuk kesehatan mental mereka. Semoga masyarakat dapat lebih terbuka dalam membangun hubungan yang positif dan saling mendukung satu sama lain, sehingga tercipta rasa kebersamaan yang erat. Selain itu, saya juga berharap agar kita semua dapat berkontribusi dalam menciptakan lingkungan sosial yang lebih baik, di mana setiap individu merasa diterima, dihargai, dan didukung dalam perjalanan hidup mereka masing-masing. Dengan demikian, kita dapat bersama-sama meningkatkan kualitas kesehatan mental di masyarakat. Mari kita semua berupaya untuk membangun komunitas yang penuh empati, solidaritas, dan saling mendukung, karena bersama-sama kita dapat menciptakan lingkup pertemanan yang lebih baik dan peduli terhadap kesehatan mental. (**)