Tegas dan Rasional

Memperkuat Pertahanan Siber di Era Digital untuk Lembaga Keuangan

0 927

Penulis : Rio Candra

Mahasiswa Bisnis Digital, Universitas Bangka Belitung

TerabasNews – Dalam era digital saat ini, keamana system kuangan memang sangatlah penting. Dengan Adaya system pembayaran digital, transaksi keuangan menjadi lebih mudah dan seorang tidak perlu untuk membawa uang dalam bentuk cash, dan dapat menyimpan uang dalam bentuk digital. Lembaga keuangan dihadapkan pada berbagai tantangan baru, yaitu salah satunya adalah ancaman keamanan siber.

Oleh sebab itu, penerapan keamanan siber dalam industri perbankan hal mutlak dan tidak bisa ditawar lagi mengingat sensitivitas dan nilai data yang ada di dalamnya. Selain itu bank-bank di Indonesia juga perlu memperkuat sistem pertahanan digital karena serangan siber semakin hari menjadi semakin kompleks dan canggih. Seiring dengan semakin banyaknya transaksi keuangan online dan meningkatnya volume data sensitif yang disimpan, lembaga keuangan menjadi target empuk bagi para pelaku kejahatan siber. Oleh karenanya, untuk memperkuat pertahanan siber menjadi saat di perlukan untuk melindungi data dan uang msyarakat.

Serangan siber terhadap lembaga keuangan dapat menimbulkan berbagai konsekuensi yang serius, seperti :

  • Kerugian finansial: Pencurian data nasabah, penipuan online, dan gangguan sistem dapat menyebabkan kerugian finansial yang signifikan bagi lembaga keuangan.
  • Kerusakan reputasi: Kebocoran data dan pelanggaran keamanan dapat merusak reputasi lembaga keuangan dan menurunkan kepercayaan nasabah.
  • Gangguan operasional: Serangan siber dapat mengganggu operasional lembaga keuangan dan menyebabkan kerugian bagi nasabah dan perekonomian secara keseluruhan.

Kejahatan siber di lembaga keuangan dapat berupa berbagai bentuk, di antara lain:

  • Card Skimming: Kejahatan ini melibatkan pencurian data kartu debit atau kredit untuk melakukan transaksi belanja online dan menguras saldo. Pelaku biasanya mendapatkan data melalui marketing palsu, merchant palsu, atau pencatatan data sensitif oleh oknum pada merchant.
  • Phishing: Kejahatan ini melibatkan pencurian data penting seperti identitas diri dan kode PIN pada akun keuangan. Pelaku biasanya mengirimkan email palsu yang berisi tautan untuk mendapatkan data tersebut.
  • Cyber Warfare: Kejahatan ini melibatkan aksi ilegal yang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu untuk mencapai tujuan tertentu, seperti mencuri data atau mengganggu sistem. Contoh kejahatan ini adalah pencurian identitas, penipuan/pembobolan kartu kredit, dan memata-matai target tertentu.

Berikut adalah beberapa strategi yang bisa digunakan dalam industri perbankan untuk memperkuat keamanan siber:

  • Pembuatan kebijakan dan prosedur yang komprehensif terkait dengan keamanan siber, termasuk penggunaan kata sandi yang aman, pengelolaan akses yang ketat, dan perlindungan data nasabah.
  • Manajemen akses sistem dengan cermat, termasuk penerapan autentikasi multifaktor dan kebijakan penggunaan kata sandi yang kompleks, serta pemantauan dan peninjauan teratur terhadap akses karyawan.
  • Penerapan sistem pemantauan yang efektif untuk mendeteksi aktivitas mencurigakan, termasuk upaya masuk tidak sah, kegiatan mencurigakan di dalam jaringan, dan penyalahgunaan akses.
  • Perlindungan jaringan dengan menggunakan firewall, enkripsi data, dan pemantauan aktif terhadap kegiatan jaringan yang mencurigakan, serta pembaruan rutin terhadap infrastruktur untuk mengatasi kerentanan yang mungkin ada.
  • Desain aplikasi perbankan dengan mempertimbangkan aspek keamanan, identifikasi, dan perbaikan kerentanan dalam kode aplikasi, serta pembaruan rutin termasuk pembaruan keamanan.
  • Prioritaskan pelatihan keamanan siber untuk semua karyawan, meningkatkan kesadaran akan serangan phishing dan pentingnya menjaga kerahasiaan data.
  • Berkolaborasi dengan industri perbankan dan otoritas keamanan untuk pertukaran informasi tentang ancaman baru yang muncul, membangun kecerdasan keamanan yang lebih baik, dan meningkatkan kemampuan dalam menghadapi serangan siber.
  • Menyusun rencana pemulihan bencana dan rencana darurat yang terperinci untuk mengurangi dampak serangan, termasuk langkah-langkah pemulihan, pemulihan data, dan pemulihan operasional

penting untuk diingat bahwa keamanan siber adalah sebuah perjalanan berkelanjutan, bukan tujuan akhir. Di tengah berkembangnya teknologi dan meningkatnya kompleksitas ancaman siber, bank harus terus beradaptasi dan memperbarui strategi keamanan mereka. Mengimplementasikan kebijakan dan prosedur yang ketat, mengelola akses dengan hati-hati, memantau aktivitas mencurigakan, melindungi jaringan, dan melibatkan karyawan serta nasabah dalam upaya menjaga keamanan adalah langkah-langkah penting yang harus diambil.

Dengan membangun sistem keamanan yang komprehensif dan terus berkembang, serta berkolaborasi dengan industri dan otoritas terkait, bank dapat mengurangi risiko serangan siber dan memastikan bahwa data serta transaksi nasabah tetap aman. Keberhasilan dalam menjaga keamanan siber akan meningkatkan kepercayaan nasabah dan mendukung keberlanjutan bisnis bank di masa depan.(**)

Leave A Reply

Your email address will not be published.