Tegas dan Rasional

DPPKB3PA Bateng: Anak Perempuan Rentan Jadi Korban Akibat ‘Fatherless’, Ayah Harus Terlibat

0 264

TerabasNews, BANGKA TENGAH – Pemerintah Daerah Kabupaten Bangka Tengah melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB3PA) menggelar seminar parenting bertema “Ayah Yang Dirindukan” pada Selasa (28/10/25) di Syifa Cafe n Resto, Koba.

Seminar ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran para ayah tentang peran penting mereka dalam pengasuhan anak, mencegah kekerasan terhadap anak, dan mengatasi dampak negatif dari kondisi “fatherless”.

Kepala DPPKB3PA Bateng, Wiwik Susanti, menyampaikan bahwa peran ayah tidak hanya sebatas mencari nafkah, tetapi juga sebagai pendidik, pembimbing, dan teman bagi anak-anaknya.

“Ayah yang dirindukan adalah sosok yang hadir secara fisik dan emosional dalam kehidupan anak, memberikan dukungan, kasih sayang, dan menjadi teladan yang baik,” ujarnya.

Wiwik Susanti menekankan bahwa anak-anak, sesuai dengan Undang-Undang Perlindungan Anak, adalah individu yang belum berusia 18 tahun, termasuk yang masih dalam kandungan, dan memiliki hak asasi yang sama dengan orang dewasa.

“Anak merupakan kelompok rentan serta mudah mendapatkan kekerasan dari lingkungan sekitar dan orang terdekat. Untuk mencegah itu terjadi, sebagai orang tua kita harus mempunyai bekal dalam pola pengasuhan anak, sehingga kekerasan terhadap anak tidak terjadi,” tuturnya.

Lebih lanjut, Wiwik menyoroti pentingnya komunikasi yang efektif antara orang tua dan anak, serta pembentukan lingkungan keluarga yang aman dan suportif.

“Orang tua harus menjadi tempat yang aman bagi anak untuk berbagi masalah dan mencari solusi. Jangan sampai anak merasa takut atau tidak dihargai di rumah sendiri,” tambahnya.

Wiwik juga menjelaskan dampak kompleks dari “fatherless”, terutama bagi anak perempuan.

“Bagi anak perempuan yang kehilangan sosok ayah, dampaknya sangat vital. Dia akan mencari sosok ayah dari laki-laki lain, yang mana pada akhirnya tidak bisa membedakan sentuhan kasih sayang dan nafsu,” lanjut Wiwik.

“Tentunya ini akan menjerumuskan anak-anak kita dalam pergaulan bebas dan perilaku negatif lainnya,” ucapnya.

Untuk menghindari hal tersebut, Wiwik menekankan pentingnya sinergi antara ayah dan ibu dalam pola pengasuhan anak.

“Pada intinya, ayah dan ibu harus bersinergi, kompak, mempunyai misi dan visi yang sama dalam mengasuh anak, tidak membeda-bedakan, dan ketika ayah memarahi anak, ibu jangan ikut campur atau membela, begitupun sebaliknya, serta tidak saling menyalahkan satu sama lainnya,” pungkasnya.

Seminar ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih baik kepada para ayah di Bangka Tengah, tentang peran penting mereka dalam mencegah kekerasan anak dan menciptakan keluarga yang harmonis.

Leave A Reply

Your email address will not be published.