Pemprov Babel Gandeng Bakamla Ingin Ciptakan Free Carbon Island
TerabasNews, Pangkalpinang – Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung akan mengandeng Badan Keamanan Laut (Bakamla) daerah itu untuk berkoloborasi menciptakan free carbon Island di wilayah itu.
Wakil Gubernur Babel, Hellyana mengatakan, ide kolaborasi dengan Bakamla ini terwujud setelah dirinya memposting tentang free carbon Island di media sosial dan mendapat reaksi yang positif dari kepala Bakamla Babel.
“Kepala Bakamla Babel setelah melihat postingan di media sosial tentang free carbon Island sangat tertarik dan ingin bersinergi berkoloborasi dalam hal mendukung ciptakan free carbon Island kedepan,” ujarnya.
Ia mengatakan, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP)memang sudah mendukung khususnya free carbon Island di Belitung dan di sana sudah ada institut dan juga yayasan tanam bakau.
“Kemarin dari KKP juga memang sudah mendorong itu khususnya untuk tempanya Belitung. Kita sudah ada institut juga dan Yayasan Tanam Bakau. Memang sudah harus terlaksana,” katanya.
Terkait rencana ini, Wagub Hellyana juga menyatakan bahwa Gubernur Hidayat Arsani juga sudah berkunjung ke KKP dan memang mensupport untuk free caebon island ini.
“Kita bisa meniru seperti Kalimantan yang sudah duluan, mudah-mudahan juga bisa menjual karbon ke depannya. Untuk Pulau Belitung penduduknya lebih sedikit dan emisi karbonnya juga lebih sedikit. Jadi sebetulnya untuk capaian ini ke depan Insyaallah lebih cepat terlaksana,” katanya.
Kepala Stasiun Bakamla RI Bangka Belitung Letkol Bakamla Yuli Eko Prihartanto mengatakan Bakamla selain bertugas melaksanakan patroli keamanan dan keselamatan di wilayah perairan, berdasarkan Peraturan Presiden fungsi Bakamla cukup banyak salah satunya melindungi, konservasi sumber daya hayati di laut.
“Jadi awalnya kami komen di status WhatsApp bu Wagub terkait ide free carbon island dan ternyata nyambung, apalagi konsen kami pada konservasi wilayah pesisir. Jadi Bakamla tidak harus terus pada penegakan hukum, tetapi kami juga membina dan mengedukasi,” katanya.
Ia mengatakan, Bakamla telah memiliki program Relawan Penjaga Laut yang saat ini sedang digodok di mabes dan insya Allah jika tidak ada hambatan tahun depan untuk Babel sudah bisa dibentuk.
“Mereka berasal dari eleman masyarakat. Jadi relawan ini nantinya akan membantu Bakamla melaksanakan tugas dan fungsinya,” katanya.
Ia mengatakan, terkait free carbon island ini prospeknya sangat luar biasa di Indonesia. Apalagi di Singapura saat ini ada regulasi, di mana jika perusahaan menghasilkan emisi karbon yang tinggi, harus membeli karbon di negara lain.
“Penjelasannya seperti ini, karbon ini kan merusak ozon, maka untuk menjaga ozon ini harus juga menciptakan oksigen yang besar juga. Saat ini di sana sudah berjalan,” katanya.
Untuk itu kata Dia, jika ke depan komunitas bakau ini diinisiasi dari pemerintah, maka nelayan setempat tidak perlu lagi jadi nelayan, mereka hanya bertugas merawat hutan bakau. Untuk pendanaan perawatan dan penanaman bakau nanti dari perusahaan yang membeli, kemudian mereka akan mendapat gaji dari situ.
“Harapan kami ingin mensupport pemerintah baik pusat maupun provinsi khususnya Bangka Belitung dalam mensejahterakan masyarakat, salah satunya melalui program free karbon tadi,” katanya. (**)