Tegas dan Rasional

Digitalisasi Akuntansi: Fondasi Ekonomi Tangguh UMKM Bangka Belitung di Era Modern

0 282

Oleh : Hanifah Armiati, Mahasiswi
Jurusan : Akuntansi, Fakultas Ekonomi & Bisnis, Universitas Bangka Belitung

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tengah memasuki babak baru dalam transformasi digital. Perubahan ini tidak hanya tampak dari gaya hidup masyarakat yang mulai terbiasa berbelanja daring atau menggunakan pembayaran digital, tetapi juga dari semakin terbukanya peluang ekonomi lokal dalam menghadapi era digitalisasi nasional. Namun, di balik semangat perubahan tersebut, ada satu aspek yang masih kerap terabaikan namun sangat vital: akuntansi—terutama akuntansi digital.

Selama ini, akuntansi sering dipandang sebatas pencatatan transaksi atau kewajiban administratif yang membosankan. Padahal, di era ekonomi digital, akuntansi telah berevolusi menjadi alat strategis yang menentukan kelangsungan dan pertumbuhan sebuah usaha. Bagi pelaku UMKM—mulai dari pedagang hasil laut di Belinyu, pengrajin lada putih di Sungailiat, hingga pelaku pariwisata di Belitung Timur—kemampuan dalam mencatat dan mengelola keuangan secara sistematis menjadi prasyarat penting untuk naik kelas. Laporan keuangan yang rapi tidak hanya memudahkan evaluasi bisnis, tetapi juga menjadi syarat mutlak untuk mengakses pembiayaan, bermitra dengan lembaga formal, hingga masuk ke ekosistem digital yang lebih besar.

Namun realitas di lapangan menunjukkan bahwa sebagian besar UMKM di Bangka Belitung masih tertinggal dalam hal ini. Berdasarkan data Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Bangka Belitung tahun 2023, terdapat lebih dari 90.000 UMKM yang tersebar di wilayah ini. Sayangnya, mayoritas dari mereka masih mengandalkan pencatatan manual, atau bahkan tidak mencatat sama sekali. Mereka hanya mengandalkan ingatan dalam mengelola usaha. Kondisi ini mengakibatkan berbagai kesulitan seperti pengelolaan arus kas yang buruk, ketidaktahuan akan laba-rugi usaha, hingga kegagalan memenuhi persyaratan administratif ketika ingin mengakses bantuan atau kredit dari lembaga keuangan formal.

Di sinilah pentingnya digitalisasi akuntansi. Kini telah banyak tersedia aplikasi pencatatan keuangan berbasis cloud seperti BukuWarung, Jurnal, AkuntansiUKM, dan lainnya, yang mudah diakses melalui smartphone. Aplikasi ini membantu pelaku usaha mencatat transaksi harian, menyusun laporan keuangan, menghitung laba secara otomatis, hingga menghitung kewajiban pajak. Namun, teknologi saja tidak cukup. Penggunaan teknologi ini harus disertai dengan edukasi yang kuat agar pelaku usaha tidak sekadar menggunakan aplikasi, tetapi benar-benar memahami fungsi dan manfaatnya dalam jangka panjang.

Transformasi ini membutuhkan peran aktif berbagai pihak. Pemerintah daerah memiliki tanggung jawab strategis untuk mendorong literasi akuntansi digital melalui pelatihan rutin dan pendampingan teknis. Program pemberdayaan UMKM hendaknya tidak lagi hanya fokus pada produksi atau pemasaran, tetapi juga menyentuh aspek manajemen keuangan dan akuntansi. Selain itu, universitas dan sekolah kejuruan perlu mengambil peran penting dalam menciptakan generasi muda yang tidak hanya melek teknologi, tetapi juga memiliki kompetensi akuntansi yang mumpuni.

Mahasiswa akuntansi di Bangka Belitung dapat mengambil posisi strategis dalam proses ini. Melalui program pengabdian masyarakat, Kuliah Kerja Nyata (KKN), hingga kerja sama kampus dengan pemerintah daerah, mereka bisa menjadi agen literasi akuntansi digital bagi UMKM lokal, terutama di wilayah-wilayah rural seperti Bangka Tengah, Bangka Selatan, dan Belitung Timur. Dengan begitu, transformasi akuntansi digital tidak hanya menjadi wacana di kota, tetapi juga nyata dirasakan hingga ke pelosok desa.

Tak hanya untuk UMKM, akuntansi digital juga sangat penting bagi sektor publik. Pengelolaan anggaran daerah yang transparan dan akuntabel hanya bisa dicapai melalui sistem pencatatan yang tertib dan berbasis teknologi. Sistem akuntansi digital memungkinkan pelacakan real-time terhadap belanja APBD, memperkuat pengawasan publik, dan menekan risiko penyelewengan anggaran. Transparansi ini pada gilirannya akan meningkatkan kepercayaan investor untuk menanamkan modal di Bangka Belitung, karena tata kelola yang baik merupakan daya tarik utama dalam dunia investasi.

Transformasi digital sejatinya bukan hanya tentang koneksi internet atau aplikasi canggih. Ini tentang membangun sistem ekonomi yang lebih cerdas, tertib, dan inklusif. Di tengah arus digitalisasi nasional, akuntansi digital harus dijadikan pondasi utama dalam pembangunan ekonomi Bangka Belitung yang berdaya saing dan berkelanjutan.

Sebagai mahasiswa akuntansi, saya merasa memiliki tanggung jawab moral dan intelektual untuk mengambil bagian dalam proses ini. Sudah saatnya ilmu yang kita pelajari tidak hanya menjadi teori di ruang kelas, tetapi menjadi kekuatan nyata dalam membangun ekonomi lokal yang tangguh dan transparan. Karena di era digital ini, yang mampu bertahan bukan yang terbesar, tetapi yang paling adaptif. (**)

Leave A Reply

Your email address will not be published.