Peranan Remaja Mencegah Aids
Oleh : M. Syahrul
Mahasiswa Universitas Jambi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
TerabasNews – Seperti yang kita ketahui Aids sendiri merupakan penyakit yang sudah ada sejak lama. Penyakit ini bermula pada tahun 1981 tepatnya di US dan penyakit ini menyerang sistem kekebalan tubuh manusia yang mana kondisi tubuh mengalami penurunan akibat dari adanya infeksi virus HIV dan efek buruk yang ditimbulkan adalah menyebabkan kematian. AIDS atau dalam dunia medis dikenal dengan istilah Acquired Immunodeficiency Syndrom menjadi permasalahan penting karena hampir seluruh penjuru dunia mengalami permasalahan AIDS ini.
Banyak upaya penanganan, pengobatan hingga penelitian lebih mendalam yang dilakukan oleh ilmuwan medis, namun persebaran penyakit ini memang tidak dapat dihentikan. Penyakit ini dapat menyerang siapapun entah itu orang tua, remaja maupun anak balita juga dapat ikut terjangkit AIDS. Dari banyaknya penanganan yang dilakukan tersebut ada pepatah yang mengatakan mencegah lebih baik dari pada mengobati. Nah dari kalimat ini kita belajar salah satu cara untuk menghambat persebaran AIDS ini adalah dengan mencegah sejak dini.. Oleh sebab itu, untuk mencegah sejak dini maka diperlukan peranan atau partisipasi remaja sangat penting untuk mencegah persebaran penyakit tersebut baik melalui pendidikan dengan memberikan pemahaman kepada remaja apa itu AIDS dan apa penyebabnya serta langkah apa yang perlu dilakukan untuk mencegah AIDS. Selain melalui pendidikan dapat juga dilakukan melalui sosialisasi kepada remaja.
Mengapa peranan remaja sangat penting dan diperlukan???
Ini karena, remaja memiliki jaringan relasi yang lebih luas akibat dari perkembangan zaman. Remaja dapat dibilang sebagai siklus kehidupan yang berperan penting untuk kedepannya. Pada fase remaja ini mereka berada dalam tahapan mencari jati diri merek, siapakah diri mereka?, dan mencoba memahami sejauh mana batas kemampuan mereka dalam bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya.
Dikutip dari Kemenkes remaja merupakan masa atau periode dalam kurun usia 10-18 tahun. Pada fase ini terjadi pertumbuhan dan perkembangan fisik, psikologi , dan intelektual secara pesat. Dari pertumbuhan tersebut ditandai dengan adanya rasa ingin tahu yang tinggi, cenderung berani mengambil resiko apa yang diperbuatnya tanpa memikirkan secara matang, dan menyukai hal-hal yang baru yang menurut mereka menarik (Kemenkes RI,2023).Pada fase ini juga banyak sekali tantangan dan tuntutan yang perlu mereka hadapi mulai dari pendidikan mereka yang harus dijalani, pergaulan dengan sebaya dan pengaruh dari perkembangan teknologi yang sangat pesat.
Pada saat ini, dengan perkembangan teknologi yang pesat sumber informasi yang dengan mudah dapat diketahui oleh remaja dan akan diikuti dengan perubahan perilaku mereka juga dengan mengikuti tren- tren yang sedang beredar di media massa. Seiring dengan perubahan perilaku tersebut akan memberikan dampak yang tidak baik bagi kehidupan sosial mereka. Dan pada fase ini juga remaja memiliki kebebasan hal apa yang ingin mereka lakukan, dan dengan siapa mereka berteman tanpa memperhatikan lagi batasan batasan norma , nilai adat istiadat , dan aturan agama, hingga akibatnya terjerumus kepada pergaulan yang tidak sehat atau bebas.
Jika remaja tersebut memiliki lingkungan pergaulan yang bebas maka tidak dapat dipungkiri mereka dapat mengubah peraturan ataupun batasan yang telah ditetapkan oleh orang tua mereka maupun aturan agama. Misalnya saja pacaran, yang awal mulanya saling kenal melalui handphone via WhatsApp, Instagram, Twitter maupun Facebook kemudian menjalin hubungan,saling dekat satu sama lain. Hingga akhirnya mengenal kata mencoba!!!
Tindakan tersebut merupakan hal yang tidak baik dan tak pantas untuk dilakukan karena umur yang terlalu muda , perjalanan menggapai cita-cita dibilang masih jauh . Mereka tidak memikirkan dua langkah kedepannya apakah dari hubungan tersebut akan berdampak pada kesehatan nya masing-masing atau tidak. Dari fakta yang ada remaja sekarang saja tidak mengetahui bagaimana kondisi kesehatan mereka karena tidak melakukan medical check up .
Bukan hanya itu saja, salah satu permasalahan yang juga dihadapi oleh remaja adalah kesalahan dalam memilih teman yang akan menjadi sumber penyebaran AIDS. Mengapa demikian, ini akan berdampak buruk pada diri sendiri terutama untuk kesehatan jika salah dalam memilih teman misalnya saja teman yang mengonsumsi narkoba. Ini karena dengan mengonsumsi narkoba ataupun obat obatan terlarang lainnya dapat menjadi pemicu penyebaran AIDS . Selain itu juga , dengan rasa keingin tahuan remaja yang tinggi mereka juga mencoba hal baru dengan memberikan lukisan pada tubuh mereka atau lebih dikenal dengan istilah tato tujuannya hanya untuk gaya bagi mereka dan setangguh apa mereka dengan lingkungan sekitarnya.
Penggunaan alat tato yang salah juga dapat menjadi salah satu sumber penyebaran AIDS karena penggunaan jarum yang telah digunakan oleh orang lain. Sebagaimana yang kita ketahui dalam dunia medis penyebaran AIDS sendiri dapat berasal dari hubungan seks, penggunaan narkotika maupun pengguna jarum dalam pembuatan tato dapat menjadi sumber penyebaran AIDS.
Nah maka dari itu, untuk menciptakan lingkungan yang sehat bagi remaja dan mumpung masih dalam suasana peringatan hari AIDS sedunia yang yang bertepatan 1 Desember lalu, harapannya pemerintah melalui kementerian kesehatan dan pendidikan perlu bekerja sama dalam mensosialisasikan lebih mendalam terkait Aids dan pergaulan bebas, serta langkah- langkah apa saja yang perlu dilakukan oleh remaja dalam mencegah Aids tersebut serta memberikan pelayanan kepada remaja untuk melakukan medical check up terutama dalam pengecekan AIDS. Selain itu, tingkat pengawasan orang tua terhadap anaknya juga perlu lebih ditingkatkan. Ini karena remaja sangat menentukan bagaimana kondisi pertumbuhan yang mendatang atau remaja sebagai agen perubahan masyarakat kedepannya. Sebagaimana visi Indonesia untuk mewujudkan generasi emas di tahun 2045.
Adapun alternatif lain yang perlu dilakukan adalah kesadaran dari remaja itu sendiri untuk belajar agama , karena di dalam agama kita diajarkan untuk berbuat hal- hal yang baik dan memberikan kemaslahatan untuk diri sendiri maupun orang lain. Ilmu agama dapat dibilang sebagai sumber pedoman hidup yang harus dijalankan untuk mencegah daripada hal- hal yang tidak baik salah satunya adalah pergaulan bebas tadi, dengan adanya batasan pergaulan bebas yang diajarkan oleh agama maka dapat menjadi cara untuk mencegah persebaran AIDS itu sendiri.
Tidak hanya itu, dengan kemudahan akses teknologi melalui handphone juga dapat menjadi salah satu cara bagi para remaja untuk menyebarkan informasi dan mensosialisasikan kembali betapa pentingnya mencegah persebaran AIDS. Seperti yang telah disebutkan tadi remaja memiliki jaringan relasi yang luas hingga informasi yang didapat menjadi lebih cepat diketahui. Serta dihimbau untuk remaja agar lebih selektif dalam memilih teman yang sangat mudah mempengaruhi perilaku seseorang. (**)