Berinteraksi di Dunia Maya Antara Kedekatan dan Kesendirian
Oleh : Laila Sahara
S-1 akutansi fakultas Ekonomi dan bisnis Universitas jambi
TerabasNews – Seiring dengan laju transformasi digital, manusia semakin banyak menghabiskan waktu di dunia maya, interaksi di dunia maya lebih lancar dibanding interaksi di dunia nyata. Kondisi ini bisa disebut dengan “resesi sosial” yaitu keadaan dimana orang-orang lebih banyak berinteraksi secara virtual dibandingkan dengan bertemu langsung. Adanya teknologi digital ini membuat kita semua yang terhubung ke sosial media lama-kelamaan menjadi candu terutama di kalangan remaja gen Z maupun generasi milenial. Ketergantungan seperti ini menyebabkan seseorang terus-menerus membuka media sosial sepanjang hari di ponselnya.
Dahulu pertemuan tatap muka terhadap teman, kerabat dan keluarga adalah momen yang paling berharga, interaksi sosial melibatkan percakapan di teras rumah, di meja dapur, di ruang tamu dan bahkan di luar rumah. Namun internet hadir dan mengubah cara orang berinteraksi sehari-hari. Sebagian besar masyarakat terutama di kalangan remaja mengindikasikan bahwa mereka cenderung menghabiskan lebih banyak waktu untuk berinteraksi melalui media sosial daripada secara langsung.
Popularitas media sosial semakin meningkat seiring berjalannya waktu, kehadirannya mempengaruhi masyarakat dalam berperilaku. Penggunaan media sosial kini sudah sangat di luar kendali akibatnya mengubah cara masyarakat berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Interaksi yang sebelumya dilakukan secara tatap muka kini beralih ke platfrom digital. Banyak orang yang rela kehilangan aktivitas dan kegiatan yang ada di sekitar lingkungannya hanya karna fokus kepada telepon pintarnya.
Intensitas interaksi tatap muka mulai mengalami penurunan, orang kini lebih memilih mengobrol melalui pesan instan, komentar, atau unggahan di sosial media yang bernama tiktok ,facebook, instagram dan media sosial lainnya. Fenomena ini menimbulkan berbagai pertanyaan, seperti, “apa sih yang menyebabkan sosial media membuat kita jauh dari orang-orang sekitar kita? “bagaimana pengaruh media sosial terhadap hubungan sosial secara langsung? dan apa saja konsekuensi yang mungkin terjadi dalam jangka panjang?
Penyebab media sosial membuat kita jauh dari orang-orang sekitar
Ketergantungan berlebihan pada dunia virtual, Banyak orang lebih memilih menghabiskan waktu di media sosial, dengan menggulirkan layar, atau mengikuti kehidupan artis, influencer, dan kehidupan orang lain secara daring. Mengakibatkan kecanduan terhadap internet dan pada akhirnya, perhatian terhadap lingkungan sekitar, termasuk yang paling dekat yaitu orang tua, adik, kerabat menjadi terabaikan.
Kurangnya keberadaan fisik dan emosional, menggunakan media sosial ketika kita sedang bersama orang lain sering kali dianggap tidak sopan. Kejadian seperti ini sering terjadi menyebabkan hubungan menjadi tegang, karna salah satu dari mereka merasa tidak dihargai atau tidak didengar.
Perbandingan sosial yang tidak sehat, melihat unggahan orang lain di media sosial yang mendapat banyak like dan comment dapat memicu rasa iri atau minder, yang berujung pada konfli emosional. Kasus ini membuat seseorang menjauh dari lingkungan sosialnya karna merasa tidak cukup baik.
Pengaruh Media Sosial Terhadap Hubungan Sosia Secara Langsung
Pengaruh Positif
Merangkul hubungan jarak jauh, di dunia maya komunikasi jarak jauh menjadi mungkin. Kita dapat berkomunikasi dengan orang lain yang berada di tempat yang jauh melalui media sosial. Media sosial kini menjadi solusi cepat untuk kita bisa berkomunikasi entah dengan saudara, kerabat, teman, kapan dan dimanapun kita berada.
Menjembatani hubungan yang terputus, media sosial memungkinkan seseorang untuk kembali terhubung dengan orang-orang yang sebelumnya sulit di jangkau karna tempat tinggalnya yang jauh atau yang hubungan komuikasinya sempat berhenti, dengan media sosial dapat memudahkan seseorang menemukan teman lama, kerabat jauh, atau bahkan kenalan yang sudah lama tidak berkomunikasi.
Mendukung solidaritas sosial, dalam situasi tertentu media sosial dapat digunakan untuk membangun solidaritas sosial, misalnya ada warga yang terkena musibah seperti kebakaran atau kematian. Sosial media dapat digunakan seperti penggalangan dana, dukungan moral, atau kampaye kesadaran sosisal yang melibatkan orang banyak dalam waktu singkat.
Pengaruh Negatif
Distraksi dalam kehidupan nyata, media sosial sering menjadi alasan seseorang menunda pekerjaan atau aktivitas penting yang seharusnya dilakukan, mereka terdistraksi dengan scrolling tanpa sadar menghabiskan waktu yang seharusnya digunakan untuk aktif di lingkungan masyarakat dan produktif.
Dapat meningkatkan konflik atau kesalahpahaman, berinteraksi dengan menggunakan media sosial memang sangat praktis, namun dalam menyampaikan kalimat seseorang cenderung mengandalkan teks singkat atau gambar tanpa penjelasan mendalam. Hal ini dapat menyebabkan arti yang berbeda, sehingga memicu kesalahfahaman.
Kecemburuan dan perandingan sosial, banyak pengguna media sosial hanya membagikan sisi terbaik dari hidup mereka, seperti liburan, pencapaian karier, atau kegiatan-kegiatan yang menyenangkan. Hal ini dapat menciptakan gambaran yang tidak realistis dan memicu kecemburuan pada orang lain yang melihatnya. Banyak orang yang merasa ahwa kehidupannya kurang sempurna merasa dirinya yang paling tertinggal di antara yang lain.
Konsekuensi yang mungkin terjadi jika seseorang hanya fokus pada media sosial dalam jangka panjang
Ketika seseorang terlalu terobsesi dengan dunia maya hingga melupakan kehidupan nyata, maka orang seperti ini akan “kehilangan koneksi nyata” yaitu mengabaikan interaksi langsung baik dengan keluarga, dan lingkungan sekitar yang membuat hubungan menjadi renggang. Minimnya interaksi tatap muka dapat membuat seseorang sulit memahami perasaan atau kebutuhan orang lain, tidak hanya itu penggunaan media sosial yang tidak tepat di khawatirkan dapat meningkatkan risiko gangguan mental, seperti depresi. Sebuah penelitian dari BMC Public Health mengungkapkan anal-anak yang berusia 10 tahun dan aktif di internet dapat berdampak negatif hingga mereka dewasa nanti.
Media sosial membawa dampak yang beragam terhadap kehidupan sosial masyarakat. mempengaruhi sistem sosial, termasuk nilai-nilai, sikap, dan pola perilaku di antara masyarakat terutama di kalangan remaja. Media sosial di ciptakan untuk memudahkan kita berkomunikasi dengan banyak orang bukan malah menjadikan kita sesorang yang hidup individualisme menjadi seseorang yang introvert. Karna pada hakikatnya manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup seorang diri.
Jika kita merasa diri kita di jauhi orang lain maka renungkanlah, bagaimana kecanduan media sosial telah mempengaruhi hubungan, produktivitas, atau kesehatan mental. Kesadaran ini adalah langkah awal untuk berubah, temukan aktivitas yang dapat dilakukan tanpa perangkaat digital, sperti memasak, olahraga, atau berkarya. Pilih hobi yang mendorong interaksi langsung, gunakan waktu untuk berinteraksi dengan keliarga, teman, dan lingkungan sekitar seperti aktif dalam organisasi-organisasi yang ada di masyarakat.
Agar pengaruh media sosial tetap positif, diperlukan kesadaran untuk menggunakan media ini dengan bijak dan seimbang, dengan tetap memperioritaskan interaksi nyata yang membangun hubungan mendalam dan bermakna. Ketahuilah bahwa hubungan tatap muka lebih bermakna dan bermanfaat untuk kesejahteraan emosional.
Dengan langkah bertahap dan komitmen yang kuat, seseorang dapat keluar dari kecanduan media sosial dan kembali menikmati manfaat hubungan di lingkungan nyata. (**)