Oleh : Manissa Anggarwani
Universitas Bangka Belitung
Jurusan Ilmu Politik
TerabasNews – Sedekah laut atau biasa disebut oleh masyarakat lokal yakni taber laut merupakan tradisi ritual yang telah dilakukan secara turun temurun oleh masyarakat Desa Rambat, Kecamatan Simpang Teritip, Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebagai ungkapan rasa syukur masyarakat dan nelayan kepada sang pencipta atas hasil laut yang selama ini diberikan kepada masyarakat setempat.
“kegiatan ini dilaksanakan setiap tahunnya pada bulan Juni, tradisi ini sudah dilaksanakan sejak puluhan tahun hingga sekarang sudah enam keturunan” ungkap Jumadi selaku pemandu adat sedekah laut Desa Rambat. Tahun ini, kegiatan ini telah dilaksanakan pada hari sabtu 22 Juni 2024, dimulai pukul 09.00 WIB sampai dengan sore hari.
Dalam kegiatan perayaan upacara ini ada namanya pelepasan perahu yang berisi sesajen. Sebelum melakukan ritual pelepasan perahu, kapal mini ini didoakan oleh dukun kampung, dan juga ada prosesi pembacaan doa yang dilakukan dihutan adat di Pantai Batu Keranji dengan makna sebagai ungkap rasa syukur atas hasil kelimpahan laut selama melaut.
Warga berkumpul di rumah tokoh pemandu adat, kemudian membawa perahu mini yang berisi sesajen tersebut ke Pantai Batu Keranji Desa Rambat untuk upacara adat pelepasan perahu yang memiliki nilai spiritual didalamnya dengan tujuan supaya kagiatan nelayan di laut Rambat tidak menemui kendala yang berbahaya ketika sedang melaut. Sementara itu, setelah kegiatan ini sudah dilaksanakan diakhiri dengan hiburan rakyat hingga sore hari.
Tradisi ini tidak hanya sebagai ungkapan terima kasih kepada Tuhan (Allah swt) atas melimpahnya hasil laut, tetapi juga memiliki makna penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem laut. Pelepasan perahu atau yang biasa disebut “muangjong” adalah lambang harapan agar penyakit dan bencana menjauh, sambil berharap agar laut terus memberikan berkah dan rezeki bagi masyarakat kedepannya.
Dalam konteks pembangunan berkelanjutan, tradisi taber laut merupakan ekspresi eco spiritual, yang mengabungkan kesadaran lingkungan dengan aspek spiritual. Eco spiritual memahami bahwa keterhubungan alam dengan manusia merupakan bagian penting dari agama dan spiritual. Ini melibatkan menghormati alam sebagai hasil karya Tuhan, bertanggung jawab dalam menjaga keanekaragaman hayati, dan berusaha hidup sesuai dengan prinsip keadilan sosial dan ekologi. Pemikiran lingkungan sering kali mendorong tindakan seperti mengurangi konsumsi berlebihan, menjaga ekosistem, dan mendukung pelestarian lingkungan.
Pada dasarnya keadaan masyarakat di Desa Rambat menunjukkan bahwa penduduk sudah menyadari pentingnya kelestarian lingkungan laut dan pantai. Bukti dari kesadaran ini ialah keberlangsungan tradisi Taber Laut yang telah diadakan setiap tahun. Praktik taber laut yang melibatkan tokoh pemandu adat Desa Rambat sebagai upaya perlindungan lingkungan berdasarkan keyakinan spiritual yang telah dijalani sejak lama. Dalam hal ini, tokoh pemandu adat memiliki peranan penting bagi masyarakat sekitar maupun masyarakat umum tentang pentingnya kesadaran dalam menjaga lingkungan alam dan mengungkapkan rasa syukur atas pemberian rezeki melimpah yang telah diberikan sang pencipta kepada masyarakat dalam memperoleh hasil laut.
Bupati Bangka Barat, Sukirman, dalam kegiatan tersebut menyatakan pentingnya dukungan pemerintah dalam melestarikan kegiatan budaya. Kegiatan ini tidak hanya bertujuan untuk melestarikan budaya tetapi juga untuk memperkenalkan keindahan dan kekayaan alam Desa Rambat. Dalam konteks parawisata, tradisi taber laut telah memberikan ruang kepada UMKM local, sehingga kegiatan taber laut memberikan peluang ekonomi kepada masyarakat. Ini adalah contoh bagaimana kegiatan kebudayaan dapat menunjang aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan dari Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).
Dengan menerapkan tradisi taber laut di Desa Rambat, itu dapat mendukung pembangunan berkelanjutan dengan cara yang positif. Tradisi ini menggabungkan perlindungan lingkungan laut dengan pengembangan pariwisata yang bertanggung jawab, mempergunakan kekayaan laut yang kaya dan mempertahankan keaslian budaya laut sebagai daya tarik wisata.
Oleh karena itu, selain mengetahui makna tradisi dari kegiatan upacara Taber Laut di Desa Rambat ia juga berkontribusi positif terhadap perekonomian dan pariwisata. Dengan berpartisipasi UMKM lokal dalam acara ini, tradisi ini memberikan kesempatan ekonomi bagi masyarakat. Pemerintah daerah juga melihat peluang besar dalam mengembangkan pariwisata budaya dan alam di desa Rambat. Dengan metode ini, Taber laut tidak hanya melestarikan budaya lokal, tetapi juga mendukung perekonomian masyarakat setempat melalui upaya pengembangan pariwisata yang berkelanjutan.
Komunitas setempat dan masyarakat Desa Rambat perlu terus mendukung upaya pelestarian budaya taber laut. Dengan dukungan yang sesuai, warisan ini bisa menjadi contoh integrasi yang harmonis antara budaya, lingkungan, dan ekonomi. Pemerintah daerah bisa memiliki peran vital dengan menyediakan fasilitas dan promosi yang sesuai untuk menarik wisatawan, sambil memastikan keberlangsungan dan kelestarian lingkungan dalam perkembangan pariwisata. (**)
TerabasNews, Pangkalpinang - Anak perusahaan PT Timah Tbk, PT Dok dan Perkapalan Air Kantung terus…
TerabasNews, Karimun -- Untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat, PT Timah melalui program Tanggung Jawab Sosial…
TerabasNews, Pangkalpinang -- PT Timah berkomitmen untuk meningkatkan kinerja keselamatan pertambangan dalam menjalankan proses bisnis…
TerabasNews, Pangkalpinang – Dalam momentum HUT Ke-29, PT Dok dan Perkapalan Air Kantung terus berkomitmen…
TerabasNews, Pangkalpinang - PT Jasa Raharja Kantor Wilayah Kepulauan Bangka Belitung menggelar media gathering pada…
TerabasNews - Bank Sumsel Babel (BSB) memperkuat komitmen dalam mendukung Program percepatan perluasan transformasi Digital…