Categories: Ekonomi

Pemkot Pangkalpinang Apresiasi Kerja PLN, BBJP Plant Sebagai Alternatif Solusi Sampah

TerabasNews, Pangkalpinang – PT PLN (Persero) sebagai perusahaan BUMN yang terus menerapkan prinsip Environment, Sustainable and Governance (ESG) dalam menjalankan bisnisnya, PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah (UIW) Bangka Belitung melaunching Program Bahan Bakar Jumputan Padat (BBJP) Plant di Kota Pangkalpinang, tepatnya di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Parit Enam, Selasa (20/12).

Program ini digaungkan sebagai salah satu alternatif untuk mengatasi sampah di Kota Pangkalpinang dengan mengolah sampah menjadi campuran batu bara sebagai bahan bakar PLTU. Hal ini menjadi dasar solusi permasalahan sampah di Kota Pangkalpinang.

Walikota Pangkalpinang Dr. H. Maulan Aklil, S.I.P., M.Si., sangat mengapresiasi PLN yang memberikan program pengelolaan sampah sehingga masalah persampahan ini dapat berangsur diatasi.

“Kami mengucapkan rasa terima kasih kepada pihak PLN yang telah mencanangkan program ini, kami sangat mendukung dan menjamin keberlangsungan proyek ini sampai lanjut dengan jumlah sampah yang dikelola lebih besar sehingga sampah di Pangkalpinang dapat tertanggulangi dengan BBPJ Plant,” tutur Maulan.

Di sisi lain, Manager Unit Pelaksana Pembangkitan (UPK) Bangka Belitung Umar Farouk Andy Saputro mengungkapkan, pemanfaatan sampah organik berasal dari sampah rumah tangga, sampah taman dan sebagainya.

“Kapasitas BBJP Plant di TPA Parit Enam sebesar 5 ton sampah per hari dan dapat menghasilkan BBJP sekitar 1,3 ton per hari. Hingga saat ini, BBJP Plant Parit Enam sudah memproduksi 10 ton BBJP atau sekitar 30 ton sampah basah yang bersumber dari sampah taman, sampah rumah tangga dan limbah batok kelapa,” ungkap Farouk.

Sementara itu, General Manager PLN UIW Bangka Belitung Ajrun Karim, mengatakan bahwa PLN menjalankan program Transformasi sebagai langkah penting perusahaan, melalui 4 pilar yaitu Green, Lean, Innovative, dan Customer Focused. Program BBJP Plant TPA Parit Enam untuk Cofiring PLTU Air Anyir merupakan salah satu bentuk transformasi PLN untuk mewujudkan PLN Green.

“PLN melalui Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) tahun 2022, PLN Peduli terhadap kondisi sampah yang ada dikota Pangkalpinang dan sekitarnya. Untuk itu, kami sangat peduli dan berusaha memfungsikan bagaimana sampah ini bisa diolah dipilah sehingga menjadi bahan bakar yang bermanfaat untuk Pembangkit Listrik PLN,” ujar Ajrun.

Selanjutnya, Ajrun Karim berharap agar program ini terus berlanjut dan dapat didukung oleh Forkopimda Kota Pangkalpinang.

“Pada kesempatan yang baik ini kami meminta dukungan Bapak Walikota Pangkalpinang beserta Forkopimda Kota Pangkalpinang untuk bersama-sama mensukseskan program pemerintah dalam mencapai bauran energi nasional dan menyelesaikan permasalahan sampah di Kota Pangkalpinang. Terima kasih juga atas dukungan selama ini dari Direktur Manajemen Pembangkitan, Direktur Mega Proyek & EBT, Tim PLN UPK Bangka Belitung, ” kata Ajrun.

Sejarah perjalanan BBJP Plant ini dimulai pada tanggal 30 Juni 2022 dengan dilakukannya Kesepakatan Bersama antara PLN Unit Induk Wilayah Bangka Belitung dengan Pemerintah Kota Pangkalpinang.

Kesepakatan Bersama ini tentang penelitian dan pengembangan pengelolaan sampah TPA Parit Enam menjadi Bahan Bakar Jumputan Padat untuk Cofiring PLTU Air Anyir. Selanjutnya ditindaklanjuti dengan Perjanjian Kerja Sama antara PLN Unit Pelaksana Pembangkitan Bangka Belitung dengan Dinas Lingkungan Hidup Kota Pangkalpinang.

Pembangunan BBJP Plant ini melibatkan PLN Pusharlis untuk pembuatan mesin pencacah sampah dan Institut Teknologi PLN untuk pelatihan tentang pengolahan sampah menjadi BBJP.

Proses pengolahan sampah dimulai dari pemilahan sampah untuk memisahkan antara sampah yang dapat dimanfaatkan untuk BBJP dengan sampah yang tidak bisa dimanfaatkan seperti sampah kaca, botol dan lain-lain. Kemudian sampah yang sudah dipilah tersebut dilakukan proses bio drying dengan menggunakan campuran bio activator dan ditempatkan pada guludan atau bedengan selama kurang lebih 5 hari untuk mempercepat proses pengeringan sampah.

Setelah sampah mengering kemudian dilakukan pencacahan sampah dengan menggunakan mesin pencacah sampah. Sampah yang telah diolah tersebut yang akan dicampur dengan batubara dan digunakan sebagai bahan bakar PLTU.

TerabasNews

Recent Posts

Hari Pertama Menjabat Wabup Bateng, Efrianda Sampaikan Raperda Di DPRD

TerabasNews, BANGKA TENGAH - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bangka Tengah, menggelar Rapat Paripurna…

7 hours ago

DPRD Babel Menginginkan Pendistribusian Gas Elpiji 3 Kilo Tepat Sasaran

TerabasNews, PANGKALPINANG – Ketua DPRD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Didit Srigusjaya, menyoroti penggunaan gas elpiji…

9 hours ago

Ketua DPRD Babel Hadiri Pengukuhan Pengurus MUI Babel, Soroti Darurat Moral dan Ekonomi

TerabasNews, PANGKALPINANG – Ketua DPRD Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Didit Srigusjaya, menghadiri acara pengukuhan pengurus…

9 hours ago

Pertama Kerja Wabup Efrianda Kunjungi Beberapa OPD

TerabasNews, BANGKA TENGAH - Hari pertama kerja sebagai Wakil Bupati Bangka Tengah, Efrianda mengunjungi sejumlah…

9 hours ago

Presiden Prabowo Luncurkan Danantara, Dirut PT Timah Sebut Akan Jadi Katalisator untuk Hilirisasi

TerabasNews, PANGKALPINANG -- Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto resmi meluncurkan Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya…

11 hours ago

Tingkatkan Hasil Tangkapan Nelayan Udang, PT Timah Serahkan Bantuan Untuk Kelompok Batu Tuan

TerabasNews, SAWANG LAUT -- Untuk meningkatkan hasil tangkapan nelayan, PT Timah menyerahkan bantuan untuk Kelompok…

13 hours ago