PDRB Bangka Belitung Triwulan II 2022 Tumbuh Tinggi

TerabasNews, Pangkalpinang – Pada triwulan II 2022 perekonomian Bangka Belltung tumbuh tinggi. BPS mencatat PDRB Bangka Belitung tumbuh 5,21% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang
tumbuh 3,30% (yoy).

“Hal ini terjadi seiring dengan adanya perayaan cuti bersama dan mudik
Iebaran pada bulan April – Mei 2022, di tengah pelonggaran syarat perjalanan Iuar kota sehingga meningkatkan mobilitas masyarakat,” kata Deputi Kepala Perwakilan Kantor Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Agus Taufik, Minggu.

Ia mengatakan, ekspor komoditas unggulan Bangka Belitung tercatat tumbuh positif seiring dengan meningkatnya ekspor komoditas lada dan timah.

Selain itu, Iaju konsumsi rumah tangga tetap tumbuh tinggi meskipun melambat, seiring meningkatnya pendapatan masyarakat sejalan dengan peningkatan harga komoditas unggulan Bangka Belitung.

“Pertumbuhan ekonomi Bangka Belltung pada triwulan ini didorong oleh pertumbuhan kinerja ekspor Iuar negeri dan konsumsi rumah tangga. Komponen ekspor Iuar negeri tumbuh 26.75% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 0.62% (yoy),” katanya.

Pertumbuhan kinerja ekspor terutama didorong oleh tingginya permintaan komoditas timah dan lada. Tingginya kinerja ekspor komoditas timah tidak Iepas dari masih tingginya harga logam timah pada triwulan II 2022 rata-rata sebesar 36.444,52 USD/MTon atau turnbuh 25.34% (yoy).

“Namun demikian, peningkatan harga timah tersebut melambat dibandingkan triwulan I 2022, yang tercatat sebesar 42,936,49 USD/MTon atau tumbuh 81.20% (yoy),” ujarnya.

Sementara untuk konsumsi rumah tangga tumbuh 5,06% (yoy), melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 5.85% (yoy).

“Pertumbuhan konsumsi rumah tangga terutama ditopang oleh masih tingginya harga timah pada triwulan berjalan meskipun mulai mengalami normalisasi,
sehingga daya beli masyarakat masih cukup tinggi. Di samping itu, mobilitas masyarakat juga meningkat seiring dengan pelonggaran aturan bepergian pada perayaan mudik Iebaran, cuti
bersama dan cengbeng. Selain itu, juga terdapat tambahan pendapatan masyarakat dengan adanya Tunjangan Hari Raya,” katanya.

Dikatakannya, peningkatan pendapatan masyarakat tercermin pula dari Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan yang terus tumbuh signifikan. Per 31 Juni 2022, DPK tumbuh sebesar 21,94% (yoy),
sementara kredit tumbuh sebesar 8,36% (yoy).

Namun demikian, rasio intermediasi perbankan masih rendah. Hal ini tercermin dari Loan to Deposit Ratio sebesar 49,85 persen. Oleh karena itu,
perbankan masih memillki ruang untuk meningkatkan fungsi intermediasi kredit guna mendorong pertumbuhan ekonomi di Bangka Belltung.

Di sisi lapangan usaha (LU), LU utama Industri Pengolahan dan LU Pertanian mengalami peningkatan. LU Industri pengolahan tercatat tumbuh 4.27% (yoy), terakselerasi dibandingkan triwulan sebelumnya yang turnbuh -2,81 % (yoy).

“Peningkatan kinerja didorong oleh kinerja sub-kategori Industri logam dasar dan industri pengolahan makan minum. Kinerja Industri logam timah mengalami peningkatan sejalan dengan harga komoditas timah yang masih tinggi pada triwulan berjalan,” ujarnya.

Sesangakan untuk LU Pertanian, kehutanan dan perikanan tumbuh 0,52% (yoy), mengalami akselerasi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar -2,34% (yoy). Peningkatan kinerja pertanian didorong oleh kinerja subsektor tanaman perkebunan utamanya CPO dan lada. Selain itu, tingginya permintaan daging ayam untuk kebutuhan Iebaran juga mendorong peningkatan kinerja LU ini.

“Sementara itu, sektor perikanan berupa budidaya udang vaname mengalami
penurunan akibat adanya serangan penyakit pada beberapa tambak udang,” katanya.

Sedengkan untuk LU utama Perdagangan tumbuh 16,47% (yoy), sedikit melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 17,88% (yoy). Hal ini ditopang oleh pembelian kendaraan yang tumbuh seiring dengan peningkatan daya beli masyarakat.

“Volume barang yang diperdagangkan di wilayah Bangka Belitung juga mengalami peningkatan, tercermin dari peningkatan aktivitas perdagangan eceran di toko, pasar maupun mall yang ramai pembeli,” katanya.

Ia mengatakan, pertumbuhan ekonomi Bangka Belitung ke depan diperkirakan akan terus tumbuh namun Iebih terbatas, sejalan dengan perkiraan perlambatan pertumbuhan ekonomi global.

Seiain itu, hanga komoditas unggulan Bangka Belitung diprakirakan mengalami normaliasi, Iebih rendah dari periode sebelumnya. Perlambatan Iebih Ianjut tertahan oleh konsumsi rumah tangga yang tetap tinggi seiring dengan meningkatnya mobilitas masyarakat serta adanya perhelatan G20 si Belitung
pada bulan September 2022 mendatang.

“Namun demikian, terdapat risiko penahanan Iaju pertumbuhan ekonomi antara lain potensi lonjakan kasus Covid-19 yang perlu diwaspadai. Selain
itu, potensi penurunan harga timah terus berlanjut seiring dengan meIemahnya permintaan dampak zero Covid policy di Tiongkok,” ujarnya.

Dikatakannya, Bank Indonesia terus memperkuat sinergi dengan pemerintah daerah dan instansi/Iembaga
terkait, agar berbagai kebijakan yang ditempuh semakin efektif mendorong pemulihan ekonomi.

“Bank Indonesia bersama pemerintah daerah juga mendorong percepatan digitalisasi ekonomi meIalui perluasan pemanfaatan sistem pembayaran nontunai (penggunaan QR Code Indonesia Standard – QRIS), pengembangan UMKM go digital, intensifikasi digitalisasi produk dan layanan publik, promosi kegiatan wisata, dan optimalisasi realisasi fiskal pemerintah daerah,” katanya.**””