Categories: OpiniPendidikan

Menuju Ekonomi Hijau di Bangka Belitung: Peluang dan Hambatan Pembangunan Berkelanjutan

Oleh: Shadrina Afiah
Jurusan Ilmu Ekonomi dan Akuntasi Universitas Bangka Belitung

Perekonomian hijau Bangka Belitung mempunyai tantangan yang terus-menerus dalam membangun proyek-proyek berkelanjutan. Sekitar 30 % dari provinsi hutan rusak karena timah ilegal yang menyebabkan masalah lingkungan dan bencana termasuk banjir dan kekeringan. Emisi gas rumah kaca dari itu sektor kehutanan dan lahan gambut juga semakin meningkat, terutama disebabkan oleh kebakaran lahan gambut yang terkait dengan pembangunan dan pengelolaan lahan gambut yang belum tuntas.

Ekonomi hijau Bangka Belitung bertujuan untuk mengintegrasikan pembangunan ekonomi dengan kelestarian lingkungan dengan mengedepankan sumber daya alam yang adil dan berkelanjutan. Pengurangan emisi, efisiensi energi, dan kebijaksanaan sumber daya alam adalah pendenttakan ini. Pemerintah daerah harus mempertimbangkan ekonomi hijau sebagai landasan​​pembangunan, termasuk dalam dokumen strategis seperti RPJMD, agar pertumbuhan ekonomi tidak merusak keberlanjutan lingkungan hidup.

Potensi ekonomi Bangka Belitung sangat besar, apalagi melihat banyaknya air laut yang terdapat di laut dan samudra. Faktor faktor utama adalah pertanian, perikanan, energi terbarukan, ikan,berkelanjutan, dan industri kerajinan tangan berbasis kearifan lokal. Karena wilayah ini memiliki ekosistem dan pantai panjang yang sehat, pembangunan ekonomi juga penting, faktanya wilayah ini memiliki ekosistem yang sehat dan pantai panjang. Bersama-sama, sektor-sektor ini dapat menciptakan ekonomi hijau yang komprehensif dan berkembang, menjadikan Bangka Belitung sebagai
“Provinsi Ekologi” dengan kota dan kabupaten hijau dapat menciptakan ekonomi hijau yang komprehensif dan berkembang, menjadikan Bangka Belitung sebagai “Provinsi Ekologi” dengan kota dan hijau kabupaten.

Kendala kendala utama ​adalah metode konstruksi tradisional yang sebagian besar masih dianut ( business as usual ), pembatasan hukum terhadap degradasi lingkungan, dan lambatnya implementasi reformasi ekonomi, meskipun ada ketentuan hukum seperti Perda No. 8 Tahun 2018 metode konstruksi tradisional ​yang masih banyak diikuti ( business as usual ). Peta jalan hijau ekonomi dan komitmen yang kuat dari pemerintah dan masyarakat diperlukan agar pembangunan dapat berjalan sesuai rencana. Menuju ekonomi hijau di Bangka Belitung memerlukan perubahan paradigma dalam membangun, kelanjutan sumber daya alam, pemanfaatan potensi lokal, kebijakan, dan implementasi yang nyata guna mengurangi tekanan lingkungan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat Jangka Panjang.

TerabasNews

Recent Posts

PLN ULTG Belitung Laksanakan Refreshment Penggunaan dan Pemeliharaan APAR Pastikan Kesiapan Alat Pemadam Api

TerabasNews, BELITUNG, (30/6) – PT PLN (Persero) Unit Pelaksana Transmisi dan Gardu Induk (ULTG) Belitung…

2 hours ago

GM PLN Babel Instruksikan Layanan Prima, Percepat Penyambungan 164.000 VA untuk Dukung Pembangunan Kampus STIAKIN Babel

TerabasNews, Pangkalpinang, 27 Juni 2025 — PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Bangka Belitung terus…

2 hours ago

PLN UP3 Belitung Tingkatkan Kapabilitas Digital Marketing, Dukung Visi Global Top 500 dan Mutu Layanan Pelanggan

TerabasNews, Belitung, 27 Juni 2025 — PT PLN (Persero) melalui PLN UP3 Belitung terus berupaya…

4 hours ago

Pemeriksaan Kesehatan Pasangan Harmoni di RSPAD Gatot Subroto Berjalan Lancar

TerabasNews - Pasangan Bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Pangkalpinang, Maulan Aklil (Molen)…

6 hours ago

Pelatihan Dasar Untuk Menghasilkan ASN Profesional Menuju Indonesia Emas

TerabasNews, PANGKALPINANG - Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Babel) Hidayat Arsani diwakili oleh Penjabat (Pj) Sekda…

7 hours ago

Respons Keluhan Masyarakat Soal Solar Subsidi, Gubernur Hidayat Panggil Mitra dan akan Ambil Keputusan

TerabasNews, PANGKALPINANG — Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Babel) Hidayat Arsani, memimpin Rapat Koordinasi Pengawasan dan…

7 hours ago