Almira Ashalina Rizqi
Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi
TerabasNews – Beberapa waktu lalu istilah self-love sering kita temui di media sosial. Meski popularitasnya tak seintens dulu topik ini masih menjadi hal menarik untuk dibahas karena masih relevan hingga saat ini. Kutipan seperti “love yourself first” atau #SelfCare menjadi hal populer di media sosial. Banyak yang menjadikan self-love sebagai gerakan untuk memperjuangkan kesehatan mental, mendorong penerimaan diri, hingga meningkatkan kepercayaan diri. Tapi, apakah konsep ini hanya trend atau kebutuhan mendasar bagi jiwa kita?
Mengapa self-love penting?
Self-love adalah kunci untuk menjaga Kesehatan mental. Mencintai diri sendiri adalah sebuah perjalanan untuk membangun hubungan dengan diri sendiri dengan cinta dan kasih sayang. Hal ini melibatkan proses menyeluruh, seperti penerimaan terhadap seluruh aspek diri, baik kelebihan maupun kekurangan. Menurut Andrea Brandht Ph. D., M. F.T. definisi self-love berarti menerima apa yang disebut dengan kelemahan, menghargai apa yang disebut kekurangn karena hal tersebut membuat individu menjadi diri sendiri, dan memiliki belas kasih terhadap dirinya sendiri. Hal ini akan membentuk pondasi untuk mencapai kualitas hidup dan kesejahteraan yang lebih baik. Penelitian menunjukkan bahwa individu yang mempraktikkan self-love hidupnya lebih bahagia dan bisa memiliki hubungan yang sehat dengan orang lain.
Namun disisi lain, kurang nya self-love dapat berdampak buruk bagi kesehtan mental. Orang yang sulit mencintai diri sendiri cenderung seing merasa rendah diri, stress dan bahkan depresi. Maka tak heran jika self-love semakin relevan dengan jaman sekarang.
Self- love sebagai trend
Trend self-love telah menjadi fenomena global, trend ini telah berkontibusi nyata dalam meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan mental dan kestabilan emosional. Melalui kampanye-kampanye yang ada di media sosial, orang-orang telah terdorong untuk lebih memprioritaskan kesejahteraan diri, membuka ruang bagi diskusi tentang masalah-masalah psikologis. Dengan demikian self-love telah menjadi kekuatan pendorong bagi individu untuk membangun hubungan yang lebih sehat dengan diri sendiri dan orang lain.
Tidak hanya itu self-love mempromosikan kebiasaan positif untuk meningkatkan kualitas hidup. Bahkan trend ini sering memunculkan komunitas daring yang saling mendukung, menyediakan ruang bagi individu untuk bercerita dan berbagi pengalaman serta mendapatkan dukungan emosional.
Sayangnya, popularitas self-love tidak selalu memberi dampak positif. Kerena media sosial konsep ini menjadi dangkal. Self-love sering digambarkan sebagai tindakan konsumtif, seperti membeli barang mahal, skincare, atau trend gaya hidup tertentu. Hal ini terasa ekslusif dan sulit dijangkau bagi orang- orang yang mengalami kesusahan finansial, padahal self-love sejatinya bukan soal materi melainkan menerima diri apa adanya.
Selain itu konsep self-love sering dikaitkan dengan “kesempurnaan” hidup yang dapat memicu tekanan baru. Ketika seseorang merasa gagal memenuhi standar self-love yang digambarkan di media sosial, selalu produktif atau mampu merawat diri dengan cara mahal, hal ini dapat memicu rasa rendah diri.
Lebih parah lagi, hal ini dapat mendorong munculnya “toxic positivity”. Seperti memaksakan pandangan bahwa kita harus selalu terlihat bahagia tanpa memperhatikan emosi negatif yang tertahan padahal penting untuk diproses. Misalnya, seperti seseorang gagal atau mengalami kesedihan karena sesuatu tapi ia merasa enggan untuk menunjukkannya karena merasa emosi tersebut adalah tanda kurangnya self-love padahal, emosi negatif adalah bagian alami dari hidup dan perlu diproses secara sehat bukan diabaikan.
Meskipun self-love penting tetapi terlalu fokus pada hal ini dapat menyebabkan seseorang menjadi egois dan tidak peduli dengan kebutuhan orang lain. Alih-alih menjadi bentuk cinta dan kasih pada diri secara sehat, self-love malah berubah menjadi narsisme atau pembenaran untuk tidak peduli terhadap lingkungan sekitar.
Self-love sebagai kebutuhan jiwa
Diluar trend yang sedang ramai, mencintai diri sendiri adalah fondasi penting bagi kesehatan jiwa. Bukan hanya sekedar memanjakan diri dengan hal-hal menyenangkan, melainkan penerimaan diri sepenuhnya baik dari segi kelebihan maupun kekurangan. Dalam dunia yang penuh tekanan self-love menjadi benteng bagi diri sendiri dari tekanan yang dapat merusak kesehatan mental dan emosional, bahkan fisik.
Mengapa self-love dianggap sebagai kebutuhan? Pertama, mencintai diri sendiri membantu kita menghadapi tekanan hidup yang sangat kompleks. Di era modern, hal-hal seperti tuntutan pekerjaan, hubungan, dan sosial media sering menimbulkan hal negatif. Tanpa self-love kita mudah terjebak dalam siklus membandingan diri dengan orang lain, merasa tak pantas mendapatkan hal yang baik, atau mengalami kelelahan emosional (burnout). Harusnya seseorang bisa menyadari bahwa setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan tidak ada manusia yang sempurna. Belajar untuk menerima ketidaksempurnaan adalah langkah awal untuk menuju self-love.
Kedua, self-love memberikan ruang bagi kita untuk merawat diri. Tidak hanya secara fisik tetapi juga mental. Mencintai diri sendiri berarti berani untuk berkata tidak pada hal-hal yang tidak kita inginkan atau tidak sesuai dengan nilai dan prioritas hidup kita. Misalnya, mengambil waktu istirahat sejenak ditengah kesibukan merupakan salah satu bentuk self-love. Memberikan perhatian pada kebutuhan fisik dan emosional. Tidur yang cukup, makan makanan sehat dan bergizi, berolahraga secara teratur adalah bentuk perawatan diri yang penting.
Ketiga, luangkan waktu untuk diri sendiri. Bagi beberapa orang bertemu atau bersosialisasi dengan orang lain dapat menyebabkan kelelahan secara mental, meluangkan waktu dapat meringankan rasa kelelahan tersebut. Jadwalkan waktu khusus untuk aktivitas yang dapat dinikmati, seperti membaca, menulis, bersantai, melakukan hobi atau menonton film.
Keempat, bangun hubungan positif. Orang-orang disekitar kita sangat mempengaruhi cara kita memandang diri sendiri. Berada dilingkungan yang positif dan supportive dapat meningkatkan mood dan kepercayaan diri. Hal ini bisa dilakukan dengan berkumpul Bersama dengan teman-teman yang mendukung, bergabung dengan komunitas yang memiliki minat yang sama, atau memiliki mentor.
Kelima, belajar mengelola emosi. Emosi merupakan bagian alami drai kehidupan namun, jika tidak dikelola dengan baik dapat menimbulkan dampak yang tidak baik.seperti menghambat pertumbuhan pribadi. Misalnya, dengan melakukan Latihan pernapasam saat perasaan sedang tidak enak atau marah dan melakukan journaling untuk membantu meredakan stress dan kecemasan. Jangan takut atau ragu menghubungi professional apabila merasa kesuliatan dalam mengelola emosi. Terapis atau konselor akan memberikan dukungan yang kamu butuhkan.
Self-love juga bukan egoisme. Banyak orang salah paham dengan hal ini, mengangap mencintai diri sendiri berarti hanya peduli dengan diri sendiri. Padahal, mencintai diri sendiri adalah Langkah awal untuk mencintai dunia sekitar kita. Terlepas dari banyak faktor eksternal, aspek-aspek seperti hubungan dengan keluarga, masyarakat dan orang lain tidak bisa dipisahkan dari self-love karena hal ini mencakup kemampuan menghargai diri sendiri yang sejatinya juga dipengaruhi oleh lingkungan sekitar.
Jadi, apakah self-love hanya sekedar trend? Jawabannya adalah tidak. Walaupun popularitasnnya meningkat karena media sosial, esensi dari self-love lebih dari apa yang media sosial bicarakan. Hal ini adalah kebutuhan mendasar bagi setiap manusia yang harus diperhatikan setiap hari, dimulai dari Langkah-langkah kecil seperti bicara baik dengan diri sendiri, memberikan waktu untuk beristirahat dan mengelola emosi dengan bijak. Pada akhirnya mencintai diri sendiri bukan hanya tentang “merasa cukup” tetapi agar kita dapat menjadi versi terbaik bagi diri sendiri dan orang-orang disekitar. (**)
TerabasNews, Pangkalpinang, (11/24) — Dalam rangka mendukung transisi energi bersih dan mendorong adopsi kendaraan listrik…
TerabasNews, Pangkalpinang – PT Timah Tbk menerima penghargaan dari BPJS Ketenagakerjaan sebagai Perusahaan dengan Kepedulian…
TerabasNews, Bangka Tengah – Wakil Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal Ahmad Riza Patria turut…
TerabasNews, Bangka Tengah -- Program Makan Bergizi bagi para pelajar yang dilaksanakan PT Timah terus…
TerabasNews, PANGKALPINANG - Tiba di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Kep. Babel) Wakil Menteri Desa, Pembangunan…
TerabasNews, PANGKALAN BARU - Wakil Menteri Desa (Wamendes) dan PDTT Ahmad Riza Patria melakukan kunjungan…