Oleh : Zahwa Azagi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi
TerabasNews – Di era yang serba modern ini, kemampuan mengelola keuangan adalah salah satu keahlian yang wajib dimiliki. Namun pada kenyataannya, masih banyak generasi muda yang belum paham cara mengatur uang dengan baik. Di sinilah peran guru akuntansi menjadi sangat penting. Mereka tidak hanya mengajarkan angka, tetapi juga membentuk generasi yang sadar dalam mengelola keuangan.
Mengapa Literasi Finansial Itu Penting?
Literasi finansial sebenarnya sederhana: tahu cara mengelola uang, paham risiko investasi, dan bisa merencanakan keuangan untuk masa depan. Namun, hal sederhana ini justru sering diabaikan. Akibatnya, banyak anak muda yang akhirnya terjebak dalam utang, konsumtif, atau bahkan gagal memahami pentingnya tabungan dan investasi.
Data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan, hanya 49% masyarakat Indonesia yang punya literasi finansial yang baik. Artinya, lebih dari separuh populasi kita masih kesulitan memahami konsep dasar keuangan. Jika ini terus dibiarkan, dampaknya bisa serius bagi ekonomi individu maupun negara.
Peran Guru Akuntansi
Guru akuntansi memiliki peran penting dalam membantu siswa memahami dunia keuangan. Tugas mereka bukan sekadar mengajarkan teori, tetapi juga membimbing siswa agar mampu menerapkan konsep keuangan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, mereka bisa mengajarkan cara membuat anggaran, mencatat pengeluaran, atau merencanakan tabungan. Dengan pemahaman ini, siswa akan lebih siap mengelola keuangan pribadi di masa depan.
Selain itu, guru akuntansi juga dapat mengenalkan konsep investasi dengan cara yang sederhana. Investasi sering dianggap rumit, tetapi jika diajarkan melalui simulasi atau diskusi ringan, siswa bisa lebih mudah memahaminya. Hal ini membantu mereka menyadari pentingnya investasi untuk mempersiapkan masa depan. Guru juga berperan dalam memberikan edukasi tentang manajemen utang. Banyak orang muda terjebak dalam kebiasaan berutang demi gaya hidup, sehingga penting bagi guru untuk membantu siswa memahami risiko utang konsumtif dan cara mengelolanya dengan bijak.
Di era digital ini, literasi keuangan digital menjadi hal yang tak kalah penting. Guru perlu membekali siswa dengan pemahaman tentang e-wallet, pinjaman online, hingga cryptocurrency. Dengan edukasi yang tepat, siswa dapat memanfaatkan teknologi keuangan tanpa terjebak dalam risiko seperti penipuan atau utang berbunga tinggi.
Tantangan Mengajar Akuntansi di Era Digital
Kemajuan teknologi membawa tantangan baru dalam literasi finansial. Generasi muda kini tidak hanya berurusan dengan uang tunai, tetapi juga menghadapi dompet digital dan berbagai sistem keuangan modern. Tanpa edukasi yang memadai, mereka berisiko menghadapi masalah seperti penipuan atau kesalahan dalam pengelolaan keuangan.
Sayangnya, banyak sekolah masih berfokus pada teori dibandingkan penerapan praktis akuntansi. Guru pun sering kali belum mendapatkan pelatihan yang cukup terkait tren keuangan digital. Padahal, dunia keuangan terus berkembang, dan guru perlu terus belajar agar tetap relevan. Rendahnya kesadaran siswa dan orang tua terhadap pentingnya literasi keuangan juga menjadi kendala. Banyak yang menganggap pengelolaan keuangan baru penting dipelajari saat dewasa, sehingga siswa kurang termotivasi untuk memahaminya sejak dini.
Kolaborasi untuk Mendukung Peran Guru Akuntansi
Agar peran guru akuntansi lebih maksimal, dukungan dari berbagai pihak sangat diperlukan. Guru perlu mendapatkan pelatihan rutin untuk memperbarui wawasan mereka tentang literasi keuangan, investasi, dan teknologi finansial. Dengan begitu, mereka dapat menyampaikan materi yang relevan dan menarik bagi siswa.
Kurikulum sekolah juga perlu lebih praktis. Pembelajaran tentang cara membuat anggaran atau membaca laporan keuangan sederhana dapat membantu siswa merasa bahwa ilmu yang mereka pelajari berguna dalam kehidupan sehari-hari. Sekolah juga bisa bekerja sama dengan lembaga keuangan, seperti bank atau startup fintech, untuk mengadakan workshop atau simulasi keuangan. Misalnya, siswa bisa belajar menjadi investor atau pengusaha dalam sebuah simulasi yang interaktif.
Tidak kalah pentingnya, orang tua juga perlu terlibat. Guru akuntansi dapat mengadakan seminar bersama orang tua untuk membangun kesadaran tentang pentingnya literasi keuangan sejak dini. Dengan dukungan dari keluarga, siswa akan lebih mudah membangun kebiasaan keuangan yang baik.
Dengan kerja sama antara guru, sekolah, orang tua, dan lembaga keuangan, generasi muda bisa lebih melek keuangan dan siap menghadapi tantangan di masa depan.
Inspirasi dari Praktik Guru di Lapangan
Beberapa guru akuntansi di indonesia telah berhasil mengembangkan metode kreatif dalam mengajarkan literasi finansial. Misalnya seorang guru di Jawa Timur yang meminta siswanya membuat anggaran harian sederhana menggunakan aplikasi di ponsel mereka. Dengan pendekatan ini, siswa diajak untuk langsung mempraktikkan apa yang mereka pelajari.
Ada juga guru yang memperkenalkan investasi melalui simulasi pasar saham. Siswa diajak untuk “berinvestasi” menggunakan uang virtual, lalu diajarkan bagaimana keputusan investasi memengaruhi keuntungan atau kerugian mereka. Lewat pendekatan ini, siswa tidak hanya belajar teori, tetapi juga memahami risiko dan peluang dalam investasi.
Masa Depan Literasi Finansial
Generasi muda yang melek finansial adalah kunci untuk masa depan yang lebih baik. Dengan literasi finansial, mereka akan lebih siap menghadapi berbagai tantangan keuangan, baik dalam kehidupan pribadi maupun profesional. Mereka tidak hanya tahu cara mengelola uang, tetapi juga memahami pentingnya menabung, berinvestasi, dan menghindari utang yang bersifat konsumtif atau tidak produktif.
Namun, keberhasilan ini tidak bisa dicapai tanpa peran aktif guru akuntansi. Guru akuntansi adalah ujung tombak dalam pendidikan literasi finansial. Mereka tidak hanya membekali siswa dengan pengetahuan, tetapi juga membentuk pola pikir yang positif dan bertanggung jawab tentang uang.
Dukungan dari sekolah, pemerintah, dan masyarakat sangat penting untuk memastikan guru akuntansi dapat menjalankan perannya dengan baik. Dengan bekerja sama dengan semua pihak, kita bisa menciptakan ekosistem pendidikan yang mendukung literasi finansial dan mencetak generasi muda yang lebih siap menghadapi dunia serta lebih percaya diri dalam mengelola keuangan.
Pada akhirnya, literasi finansial bukan hanya tentang memahami angka. Ini merupakan investasi jangka panjang untuk menciptakan masyarakat yang lebih sejahtera. Melalui tangan guru akuntansi, kita dapat memastikan bahwa generasi mendatang tidak hanya tahu cara menghasilkan uang, tetapi juga tahu cara mengelolanya dengan bijak dan bertanggung jawab. (**)
TerabasNews, PANGKALPINANG -- Kantor Perwakilan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Kep.Babel) akhirnya…
TerabasNews, Bangka Selatan - PT Timah Tbk terus menunjukan komitmennya terhadap dunia pendidikan. Salah satunya,…
TerabasNews, Muntok - Setelah safari dukungan makan siang bergizi di berbagai wilayah bagi anak anak…
TerabasNews, Bangka - PT Timah terus berkomitmen untuk melakukan pelestarian lingkungan. Berkolaborasi dengan berbagai pihak…
TerabasNews, Bangka Barat - PT Timah terus menjalin harmonisasi dan kolaborasi dengan masyarakat di lingkar…
TerabasNews, Pangkalpinang - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) RI secara resmi meresmikan kantor dan langsung melaksanakan…