Tegas dan Rasional

Maret 2022 Bangka Belitung mengalami Inflasi sebesar 1,17% (mtm)

0 18

TerabasNews – Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Indeks Harga Konsumen (IHK) di tingkat nasional pada Maret 2022 mengalami inflasi sebesar 0,66% (mtm) setelah pada sebelumnya tercatat deflasi sebesar 0,02% (mtm). Inflasi terutama terjadi pada kelompok volatile food dan administered prices, di tengah inflasi kelompok inti yang relatif stabil. Secara tahunan, inflasi IHK pada Maret 2022 tercatat sebesar 2,64% (yoy) lebih tinggi dibandingkan inflasi bulan sebelumnya sebesar 2,06% (yoy).
Inflasi kelompok inti terutama disumbang oleh komoditas emas perhiasan dan sewa rumah, seiring pergerakan harga emas global dan peningkatan mobilitas masyarakat. Inflasi kelompok volatile food terutama dipengaruhi oleh inflasi cabai merah, minyak goreng, dan telur ayam ras, seiring dengan kendala cuaca di beberapa sentra produksi utama, implementasi pencabutan Harga Eceran Tertinggi (HET) minyak goreng kemasan sederhana dan premium, serta peningkatan biaya produksi pakan. Inflasi kelompok administered prices didorong oleh inflasi bahan bakar rumah tangga dan bensin seiring penyesuaian harga LPG nonsubsidi dan BBM nonsubsidi. Selain itu, juga didorong oleh inflasi angkutan udara seiring meningkatnya mobilitas udara.
Bangka Belitung pada Maret 2022 mengalami inflasi sebesar 1,17% (mtm) setelah pada bulan sebelumnya mengalami deflasi sebesar 1,10% (mtm). Inflasi didorong oleh peningkatan indeks harga kelompok makanan, minuman dan tembakau; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga; dan kelompok Penyediaan Makanan dan Minuman/Restoran. Secara tahunan, inflasi IHK Bangka Belitung pada Maret 2022 tercatat sebesar 3,92% (yoy), lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 2,58% (yoy).
Inflasi didorong oleh konsumsi masyarakat yang meningkat terutama memasuki masa sedekah Ruwah dan bulan Ramadhan. Mobilitas masyarakat juga meningkat tercermin dari Google Mobility Index pada bulan Maret 2022 meningkat 22,8%. Komoditas bahan pangan yang mengalami kenaikan terutama kelompok ikan (ikan selar dan ikan tongkol), cabai merah, dan minyak goreng. Selain itu, inflasi juga disumbang oleh kenaikan kontrak rumah dan bahan bakar rumah tangga. Implementasi kebijakan pencabutan Harga Eceran Tertinggi (HET) minyak goreng kemasan sederhana dan premium serta penyesuaian harga gas LPG non-subsidi berdampak terhadap kenaikan bahan bakar rumah tangga. Meningkatnya aktivitas masyarakat juga mendorong permintaan nasi dan lauk yang ikut menyumbang inflasi.
Secara spasial, Kota Pangkalpinang mengalami inflasi sebesar 1,10% (mtm) setelah pada bulan sebelumnya tercatat deflasi sebesar 0,53% (mtm). Inflasi bulan ini terutama dipengaruhi oleh peningkatan indeks harga komoditas kontrak rumah, ikan selar, bahan bakar rumah tangga, dan rokok kretek filter. Sementara itu kota Tanjungpandan mengalami inflasi sebesar 1,29% (mtm) setelah sebelumnya tercatat deflasi sebesar 2,08% (mtm). Inflasi kota Tanjungpandan didorong oleh peningkatan indeks harga komoditas nasi dengan lauk, minyak goreng, dan ikan-ikanan (ikan tongkol, ikan selar, ikan kerisi). Secara tahunan, kota Pangkalpinang mengalami inflasi sebesar 4,70% (yoy) lebih tinggi dibanding bulan sebelumnya yang tercatat 3,44% (yoy), sementara kota Tanjungpandan mengalami inflasi 2,56% (yoy) lebih tinggi dibanding bulan sebelumnya yang tercatat 1,07% (yoy).
Pada bulan April 2022, Bangka Belitung masih berpotensi akan mengalami inflasi seiring dengan memasukinya bulan puasa dan menjelang perayaan hari raya Idul Fitri 1443 H dimana konsumsi masyarakat cenderung meningkat. Untuk itu Pemerintah Daerah dan seluruh pihak yang terkait perlu melakukan langkah-langkah pengendalian stabilitas harga. Kecukupan ketersediaan pasokan komoditas terutama volatile food di sentra-sentra produksi dalam dan luar Bangka Belitung, serta kelancaran distribusi komoditas tersebut merupakan hal yang harus diupayakan untuk menjaga dan pengedalian stabilisasi harga.
Dalam rangka meningkatkan efektifitas pengendalian inflasi tahun 2022 serta mencermati perkembangan Covid-19 dan upaya pencegahan penyebarannya, Bank Indonesia bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) terus memonitor perkembangan harga dan stok bahan pokok strategis, mempererat koordinasi antar lembaga dan stakeholders terkait, serta mengedepankan pemenuhan pasokan dari dalam wilayah maupun melalui kerja sama antar daerah sehingga inflasi tahun 2022 dapat terjaga berada dalam kisaran sasaran 3±1%.

Leave A Reply

Your email address will not be published.